Mohon tunggu...
Dail Maruf
Dail Maruf Mohon Tunggu... Guru - Ketua Yayasan Semesta Alam Madani Kota Serang

Guru pembelajar, motivator, dan penulis buku dan artikel

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menimbang Capres 2024: Anies, Ganjar, Prabowo dan Puan

29 September 2022   14:11 Diperbarui: 29 September 2022   20:57 7576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: kliksaja.sultra

Belajar dari Pilpres 2019

Pemilu dan Pilpres 2024 yang secara jadwal akan dilaksanakan pada tanggal 14 Februari 2024 dengan sederet tahapannya bagi sebagian besar rakyat Indonesia tidak terlalu istimewa. 

Karena dalam beberapa Pemilu dan Pilpres  yang lalu, rakyat tidak mendapatkan bayak pasangan calon yang dapat mereka pilih. Calon Legislatif untuk menjadi wakil rakyat di kabupaten/ kota, Propinsi dan DPR RI kurang mendapat perhatian dan  terfokus pada Pilpres.

Sedangkan Pilpres itu sendiri hanya menyuguhkan 2 pasangan calon saja, padahal banyak putra terbaik dari bangsa ini yang punya prestasi dan capability untuk dicalonkan Capres-cawapres, hanya semuanya ditentukan oleh Parpol yang dalam hal ini tergantung selera Ketua Umumnya.

Kita tentu saja tak mau mengulang kegagalan Pilpres 2019, dimana  kita hanya diberikan 2 pilihan pasangan Calon Presiden dan calon Wakil Presiden, yaitu pasangan  Jokowii - Ma'ruf  dan Prabowo - Sandi. Hampir saja bangsa kita terebelah karena kekonyolan dan ulah Parpol yang ugal-ugalan memaksakan kehendaknya hanya mengusung 2 pasang calon dalam Pilpres 2019.

Banyak pengamat pemilu yang menyayangkan terjadinya hal tesebut. Memang dimana pun dan kapan pun jika dalam Pemilu hanya ada 2 pasangan, maka akan terjadi pragmentasi dan kristalisasi para pendukung yang saling berhadapan. Fenomena saling bully dan saling serang antar pendukung pasangan Capres-Cawapres akan membahayakan bahkan berlanjut hingga setelah penetapan dan pengesahan Presiden Pemenang Pemilu tahun 2019.

Untung saja Pak Prabowo dan Mas Sandiaga Uno berkoalisi dengan Pasangan Jokowi -- Ma'ruf masuk ke dalam Kabinet di posisi Mentri Pertahanan dan Mentri Pariwisata dan  Ekonomi Kreatif. Meski menimbulkan kekecewaan bagi para pendukung pasangan Prabowo-Sandi, namun hikmahnya adalah pupusnya fanatisme pendukung terhadap jagoannya.

Bayangkan jika Prabowo-Sandi tidak masuk dalam kabinet kerja Jokowi-Ma'ruf, dipastikan hingga hari ini 2 tokoh ini akan terus dielu-elukan sebagai simbol perlawanan atau oposisi. Padahal dalam bernegara dibutuhkan pula stabilitas politik. 

Jika setiap hari kita disibukan dengan hiruk pikuk kaum oposisi mendemo pemerintah karena motifnya mendapatkan simpati pendukungnya, maka akan berhadapan dengan pendukung pemerintah pula. Sungguh melelahkan, dan tak akan sempat membangun. Yanh terjadi malah perangsaudara dan sebangsa.

Sebaiknya Ambang Batas Minimal Ditiadakan

Tidak dapat dipungkiri bahwa keterbelahan bangsa Indonesia dalam Pemilu dan Pilpres 2019 secara serentak telah menjadikan para pendukung masing-masing 2 pasangan Capres  - Cawapres terbelah dan sangat menghawatirkan. Saling serang antara Cebong (pendukung Jokowi - Ma'ruf) dengan Kampret (pendukung Prabowo- Sandi) dalam pemilu 2024 sebaiknya jangan diulangi.

Dalam hal ini yang dapat dilakukan Parpol adalah jangan memaksakan kehendaknya dengan hanya mengusung 2 pasangan Capres-Cawapres yang terbukti pada Pemilu Presiden 2019 hampir membuat bangsa kita perang sebangsa. 

Parpol dalam hal ini Ketua umumnya jangan Otoriter dengan memaksakan untuk mencalonkan dirinya sendiri atau anaknya, padahal dari hasil survey terkait Popularitas dan Elektabilitasnya rendah.

Ibarat menawarkan produk kepada calon konsumen (pemilih) jika Parpol menawarkan pasangan Capres-Cawapres yang tak dinginkan Pemilih,  jangan salahkan rakyat jika angka partisipasi dalam Pilpres semakin rendah.  Meski tetap sah secara undang-undang namun legitimasinya rendah karena banyak yang tidak memilih.

Siapa Capres  Paling Potensial di Pilpres 2024?

Dari hasil survey terhadap para Capres yang banyak dibicarakan publik, muncul nama dari urutan paling popular hingga sedikit popular misalnya: Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, Puan Maharani, Erik Tohir, Muhaimin Iskandar, dan Erlangga Hartarto. Belakangan ada nama ketua DPD AA La Nyalla Mahmud Mattalitti yang banyak pasang foto dan namanya di berbagai daerah di Indonesia.

Dari sekian nama tersebut hasil survey elektabilitas atau kecenderungan calon pemilih untuk memilih nama-nama tersebut 3 nama yang selalu ada di posisi tertinggi adalah: Anies-Ganjar-Prabowo. 

Yang menarik bagi pembaca Kompasiana terkadang dalam idealitasnya dengan banyaknya Parpol yang ikut dalam Pemilu dan Pilpres 2024, kita akan punya calon lebih dari 2 pasangan, namun dalam realitasnya bisa saja karena demokrasi sudah dibajak Parpol, kita akan mendapati kembali bahwa dalam Pilpres hanya ada 2 pasangan Capres-Cawapres.

Jika dari 3 nama yang muncul paling tinggi Popularitasnya dan Elektabilitasnya adalah Anies-Ganjar dan Prabowo,  menurut pengamat Politik UNJ Ubedillah Badrun, yang paling berpeluang menang adalah Anies, karena secara prestasi selama memimpin DKI  relatif  lebih sukses dibandingkan dengan Ganjar dan Prabowo. 

Bisa saja secara  popularitas Ganjar sama Popularnya dengan Anies dan Prabowo, namun karena pemilih 2024 dominan kalangan Milenial dan Generasi Z, maka sosok Anies akan lebih menarik bagi mereka.

                                                           sumber : dokpri (kiriman mas Fuad asisten Ubedillah Badrun)

Sekali lagi ini hanya pembacaan dari sisi segmen pemilih tahun 2024 dan prestasi dari 3 capres terpopular, masih ada faktor lain yang juga menjadi penentu. Sehingga dalam hal ini, kerja keras dari masing-masing timses akan sangat mempengaruhi oponi dan kestabilan pilihan calon pemilih terhadap 3 capres tersebut.  Kita harus terus timbang dan amati, sebelum memutuskan memilih siapa?. Karena salah memilih akan menjadikan kita menyesal selama 5 tahun ke depannya.

 Ada artikel menarik yang penulis buat : Kedaulatan rakyat vs Kedaulatan Parpol yang pembacanya di atas 400 :

https://www.kompasiana.com/dailyasalam2022/632a21af4addee3ec156f132/kedaulatan-rakyat-vs-kedaulatan-parpol

SALAM LITERASI - JAYALAH  NKRI

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun