Mohon tunggu...
Dail Maruf
Dail Maruf Mohon Tunggu... Guru - Ketua Yayasan Semesta Alam Madani Kota Serang

Guru pembelajar, motivator, dan penulis buku dan artikel

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

1001 Alasan Konversi LPG ke Kompor Listrik

22 September 2022   23:20 Diperbarui: 24 September 2022   04:27 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : cnnindonesia.com. 

Sepekan terakhir ini, obrolan kita baik daring maupun luring, baik sosmed maupun media massa digegerkan dengan rencana ditariknya gas elpiji dari peredaran dan diganti dengan kompor listrik. Apakah anda termasuk yang setuju?.

Dan seperti yang sudah -- sudah, biasanya berawal dari isu yang dilemparkan pemeritah ke publik lalu diviralkan ole para Buzzer di medsos, maka jadilah menjadi opini publik dan kontroversi. Semakin ramai dibicarakan publik, maka dianggap sukses misimya.

Selanjutnya pemerintah akan menyampaikan penjelasan mengapa "Rakyat" harus mendukung konversi Kompor Gas Elpiji ke Kompor Listrik?. Lagi-lagi alasan yang akan dimunculkan adalah " karena pasokan gas kita terbatas, harga gas yang dikonsumsi masyarakat itu bukan harga nomal, itu harga subsidi.

Negara menanggung beban subsisdi Gas elpiji untuk rakyat terlalu tinggi,  ini tidak sehat bagi APBN, dan bla-bla lainnya. Muak rasanya mendengar alasan yang disampaikan pemerintah  sama bahkan sejak era SBY dan dilanjut Era Jokowi. Setiap ada kenaikan harga Sembako, BBM dan esok atau lusa LPG pasti karena Negara sudah tidak sanggup lagi memberikan subsidi.

Pertanyaan mendasarnya adalah Pemerintah dan DPR yang digaji rakyat dengan gaji tinggi bukankan tugas utamanya adalah bekerja agar kami "rakyat" yang menggajimu ini bisa sejahtera? Bukan malah dibalik : kami rakyat yang kamu buat " Sengsara" dengan kenaikan BBM yang belum 1 bulan kami rasakan "kesengsaraannya", akankah bulan Oktober ini, kami juga akan dibuat lebih sengsara dengan kebijakan ugal-ugalan pemerintah mengganti kompor elpiji dengan kompor listrik?. Semoga ini hanya berita hoax dan dibatalkan saja.

Beberapa alasan yang sesungguhnya mengapa Pemerintah "Maksa" konversi kompor LPG  ke kompor listrik adalah :

Pertama karena kebijakan Pemerintah Jokowi saat periode pertama duet Jusuf Kalla membangun pembangkit listri jutaan megawatt dan itu adalah hutang luar negeri, pada tahun keenam sejak itu dibangun dan memproduksi listrik, karena plan awal itu akan dibeli perusahaan.

Namun karena pandemi Covid 19  selama 2 tahun lebih, banyak perusahaan  gulung tikar, sehingga pembangkit  listrik yang menghasilkan daya listrik jutaan mega watt stoknya melimpah, maka listrik PLN surplus banyak. Tapi hutang ke pihak asing sudah harus dibayar.

Kedua karena saat membangun Pembangkit Listrik sudah ada perjanjian antara Pemerintah dengan Investor bahwa hasil dari produksinya akan dibeli pemerintah. dan awalnya pemerintah optimis karena banyak swasta yang kan bangun perusahaan  di Indonesia, Karena pandemi Covid 19 yang panjang banyak usaha tutup sehingga semuanya meleset. Setelah pembangkit jadi dan produksi, ternyata hasil listrik dari pembangkit baru taklaku. Pemerintah ditagih, cara jual yang mudah ya lagi-lagi ke rakyat. Konversi LPG ke kompor listrik ini cara jitu.

Ketiga, Lagi-lagi karena otak curang dan culas dari Pemerintah , dan hanya melihat "rakyat" ini hanya sapi perahan, yang mengkasilkan susu segar menyehatkan bagi peternak dan para investor, maka supaya tidak disita pusat pembangkit listrik yag dibangun, dengan terpaksa rakyat akan kembali menanggung biayanya terkait konversi gas ke kompor listrik.

Beberpa penulis membandingkan bahwa tetap akan lebih murah Elpiji, daripada kompor listrik. Masak air 1 teko yang biasa dimasak  hanya 5-7 menit dengan kompor gas, dengan kompor listrik bisa 30 menit.

Berikut perbedaan kompor gas dan kompor listrik :

Kompor gas : 

  • Harga kompor gas relatif lebih murah.
  • Lebih kuat dan tahan lama. Kompor gas dibuat dengan teknologi yang lebih sederhana, sehingga tidak gampang rusak dan lebih gampang diperbaiki.
  • Lebih cepat panas. Kompor gas menghasilkan suhu tinggi dengan cepat sehingga waktu memasak relatif lebih cepat.
  • Penyesuaian suhu cepat. Saat api dikecilkan, suhu berkurang dengan cepat.
  • Lebih sulit dibersihkan. Api bersentuhan langsung dengan alat masak, sehingga panci dan wajan lebih cepat kotor dan lebih sulit dibersihkan. Hal yang sama dengan permukaan kompor.
  • Risiko kebakaran lebih tinggi
  • Biaya penggunaan gas relatif lebih murah dibandingkan kompor listrik.

Bandingkan dengan Kompor listrik  :

  • Harga kompor listrik lebih mahal dibandingkan kompor gas.
  • Dibuat dengan teknologi yang lebih tinggi dan pengaturan yang lebih rumit, sehingga kemungkinan gangguan dan kerusakan yang terjadi relatif lebih besar.
  • Kompor listrik membutuhkan waktu sedikit lebih lama untuk mencapai panas yang diinginkan. Ini menyebabkan waktu memasak juga lebih lama.
  • Jika kompor dimatikan, permukaan gelas keramik membutuhkan waktu beberapa lama hingga dingin.
  • Gampang dibersihkan. Tidak ada api yang bersentuhan dengan panci dan penggorengan sehingga gampang dibersihkan, begitu juga dengan gelas keramik kompor.
  • Risiko kebakaran relatif lebih rendah.
  • Biaya energi untuk memasak dengan kompor listrik rata-rata lebih tinggi dibandingkan kompor gas.

Dari ulasan di atas, dapat disimpulkan bahwa apa yang dimau Pemerintah melakukan kenaikan BBM disusul konversi Gas Elpiji  ke listrik apakah kehendak rakyat atau pemerintah?.  

Bukankah tatanan masyarakat adil makmur sejahtera yang kita inginkan, denggan adanya kenaikan BBM dan konversi kompor LPG ke kompor listrik akankah dilakukan permainan Prank lagi?. Pada saat akan diumumkan tidak jadi, namun 2 hari berselang jadi di siang bolong kenaikan BBM ternyata jadi.  Waspadalah !!.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun