Mohon tunggu...
Dahlan Khatami
Dahlan Khatami Mohon Tunggu... Lainnya - blablablabla

Hanya menulis yang terlintas

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan dan Tugas Kaum Terpelajar

11 Oktober 2018   23:56 Diperbarui: 11 Oktober 2018   23:57 639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan adalah tempat seseorang menimba ilmu pengetahuan. Tempat dimana seseorang belajar serta mencari jati diri dalam seseorang. Jika seseorang ingin mempelajari sesuatu dan memperdalam sesuatu seseorang membutuhkan cara untuk melakukannya yaitu ilmu.

Ilmu dapat didapatkan dimana saja dan kapan saja tetapi terdapat hukum alam yang mengatur yaitu tuntutlah ilmu dari buaian ibu hingga liang lahat begitulah doktrin islam mengajarkan. Tetapi jika suatu ilmu tercecer dijalan dan tidak memiliki wadah ibaratkan makan nasi serta lauk pauknya tanpa piring. Pasti berantakan dan tidak beraturan.

Oleh sebab itulah dibutuhkan wadah atau tempat untuk ilmu yaitu sekolah. Ditempat itulah seseorang mendapat wadah ilmu yang disebut pendidikan. Seseorang mendapatkan ilmu dengan tempatnya yang membuatnya mendapat ilmu secara teratur tidak berantakan. Sekarang seseorang makan dengan wadahnya atau tempatnya yaitu piring.

Seseorang yang sedang makan hendak menggunakan tangannya untuk membantunya makan. Dan mulutnya untuk mengunyah makanan serta membuatnya mudah untuk menelannya menuju lambung yang membuatnya terisi. Seseorang membutuhkan teman sepemikiran dan seseorang yang dapat membimbingnya dalam berilmu. Jika ia belajar dengan dirinya sendiri ia pasti membutuhkan teman diskusi dan seseorang yang dianggapnya lebih menguasai ilmu yang sedang di pelajarinya.

Tidak mungkin seseorang yang belajar dengan dirinya sendiri tanpa di bimbing atau diajarkan dapat menentukan arahnya walau ia sudah mengkritisinya habis – habisan. Sejatinya ia butuh diskusi atau orang yang dianggapnya menguasai ilmunya untuk mendapatkan kebenaran dari ilmunya bukan terbudakan oleh ilmunya karna ia hanya mengikuti kebenaran menurut buku beserta pandangannya.

Ia perlu bukti kebenaran atau analis dari pandangan lain yang dapat menambah cara pandang dan pola pikirnya serta mengasah keahliannya dalam ilmunya. Seorang yang mempelajari ilmu tidak hanya butuh segunung buku dan jutaan orang yang menjadi teman sepemikirannya dan pembimbingnya dalam ilmu tersebut. Ada hal lain yang sangat ia butuhkan yaitu kertas dan alat tulis.

Kedua hal tersebut dapat dijadikannya alat perakit senjata buatannya yang mematikan daripada timah panas yang melayangkan roh akal budi seseorang. ‘’One man with a gun can cotrol 100 man’’, itulah yang dikatakan pemimpin pertama uni soviet. Tetapi seseorang yang dengan secarik kertas dan beserta alat tulisnya dapat menjadi senjata ampuh yang dapat memprogandakan masyarakat. Yang dapat menggerakan puluhan ribu bahkan jutaan massa yang di kontrol oleh satu orang dengan senjata tadi.

Selama seorang yang berilmu tetapi tidak menulis didalam catatan ia akan kalah oleh orang yang bermodal otot yang pendek pikirannya. Seekor singa sang raja hutan dapat di bodohi keledai dan tertipu oleh kancil karna tidak memiliki ketegasan. Sama dengan orang yang berilmu tadi ia dapat kalah oleh orang yang menekannya dengan ototnya atau dengan alat ancamannya. Karna ia lupa akan apa yang telah di pelajari karna otaknya tidak terlatih dengan ilmunya ibarat ia hanya melihat tetapi tidak bertindak, mendengar tetapi tidak mengerjakan, membaca tetapi tidak memahaminya, belajar tetapi tidak pernah mengajarkan atau menjelaskan pada orang banyak.

Penjelasan dari ilmu yang telah ia pelajari dapat membuat sebuah kayu jati menjadi saung tempat beristirahat hingga busur untuk membela diri. Penjelasan ilmu yang telah di pelajari dapat membuat orang lemah dibawah ketertindasan menjadi memberontak melawan penindasan. Orang lemah dapat menjadi kuat sekuat besi baja dan dapat membuat ketidakadilan menjadi tunduk dibawah keadilannya. Jika orang lemah melawan dan ingin merebut kekuasaan orang kuat disanalah keadilan sedang ditegakkan.

Sejatinya ilmu pengetahuan untuk merubah keadaan sosial dan menata kehidupan. Seorang yang tidak cukup tinggi untuk memetik sebuah apel haruslah memanjatnya setelahnya ia dapat menikmati apel tersebut. Dan setiap orang yang mengingikan apel yang telah ia petik haruslah ia bagikan pada tiap orang yang tidak dapat memanjatnya atau tidak mampu melakukannya. Karna celakalah bagi mereka yang tidak menurukan ilmunya atau tidak mengajarkan ilmunya seperti didalam hadist riwayat ahmad ‘’Barang siapa ditanya tentang sesuatu ilmu, kemudian menyembunyikanya (tidak mau memberikan jawabanya), maka Allah akan mengekangkan Mulutnya, kelak di hari kiamat dengan kekangan kendali dari api neraka" (H.R.Ahmad).

Seluruh orang yang telah mempelajari suatu ilmu wajib mengajarkan dan menjelaskan ilmunya walau ia hanya memberikan sebuah buku atau petunjuk tentang suatu ilmu. Saat memberikan sebuah buku atau petunjuk tentang suatu ilmu bukan berarti ia sudah mengarjakan keilmuannya ia harus menjelaskan apa yang ia berikan karna seseorang dengan yang diberikan hadiah tiba tiba pun bertanya mengapa ia diberikan hadiah tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun