Sebagai seorang pengagum pikiran Sukarno, penganut Marhaenisme, seorang Muslim, dan tentunya Pancasilais, saya memiliki impian besar untuk dapat menapaki jejak Putra Sang Fajar dalam perjalanan spiritualitas dan historis ke dua tempat bersejarah yang pernah beliau kunjungi: Makam Imam Bukhari di Samarkand, Uzbekistan, dan Masjid St. Petersburg di Rusia. Dua tempat ini tidak hanya menjadi saksi kesuksesan diplomasi Bung Karno, tetapi juga memiliki makna mendalam dalam sejarah Islam dan perjuangan umat Muslim di bawah tekanan kekuasaan Uni Soviet yang saat itu berideologi komunisme.
Untuk mewujudkan impian ini, besar harapan saya adalah dengan menggunakan penerbangan oleh Qatar Airways untuk menuju Uzbekistan dan Rusia. Dengan reputasinya sebagai maskapai yang mengutamakan kenyamanan, layanan terbaik, serta jaringan penerbangan global yang sangat luas, Qatar Airways akan membawa saya dari Indonesia menuju destinasi impian saya dengan pengalaman perjalanan yang luar biasa.
Ziarah ke Makam Imam Bukhari: Napak Tilas Jejak Bung Karno di Samarkand
Imam Bukhari, ulama besar yang mengumpulkan dan menyusun kitab hadits “Al-Jami’ al-Shahih”, lahir di Bukhara pada tahun 810. Makamnya terletak di Samarkand, tepatnya di Desa Khartang, yang kini menjadi salah satu tempat ziarah Islam yang paling dihormati di dunia. Namun, selama era kekuasaan Uni Soviet, makam ini sempat terlupakan dan dibiarkan terbengkalai.
Akan tetapi, tepat pada tahun 1961, dalam kunjungannya ke Uni Soviet, Bung Karno meminta izin kepada Nikita Khrushchev, pemimpin Uni Soviet saat itu, untuk berziarah ke makam Imam Bukhari. Permintaan ini sempat membuat para pejabat Soviet kebingungan karena mereka sendiri telah lama melupakan keberadaan makam tersebut dan ideologinya yang tidak menerima agama. Dengan tergesa-gesa, mereka mencari lokasi makam, membersihkannya, dan bahkan membangun akses jalan agar layak dikunjungi oleh Presiden Pertama Indonesia tersebut.
Kunjungan Bung Karno kemudian menjadi momen penting yang membangkitkan kembali perhatian dunia Islam terhadap makam Imam Bukhari. Setelah Uzbekistan meraih kemerdekaan dari Uni Soviet, makam ini langsung direnovasi menjadi kompleks megah dengan masjid, perpustakaan, museum, dan pusat studi hadits. Kini, situs ini menjadi pusat ilmu Islam dan tempat ziarah yang dihormati.
Dalam perjalanan impian saya, saya ingin mengikuti jejak Bung Karno, menapakkan kaki di pelataran kompleks suci ini, membaca doa di pusara Imam Bukhari, serta merenungkan betapa pentingnya perjuangan beliau dalam menjaga kemurnian ajaran Rasulullah Muhammad ﷺ.
Menapaktilasi Jejak Bung Karno di Masjid St. Petersburg
Dari Samarkand, perjalanan impian saya berlanjut ke St. Petersburg, Rusia, kota yang pernah menjadi saksi peran besar Bung Karno dalam menghidupkan kembali salah satu masjid bersejarah: Masjid St. Petersburg.
Masjid ini dibangun pada tahun 1913 sebagai simbol eksistensi umat Muslim di Rusia. Namun, pada masa Uni Soviet, masjid ini sempat ditutup dan diubah fungsinya menjadi gudang alat medis. Bung Karno, dalam lawatannya ke Leningrad (nama St. Petersburg kala itu), secara tidak sengaja melihat bangunan megah berkubah biru yang tampak tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Didera rasa penasaran, Bung Karno pun menanyakan perihal bangunan tersebut kepada pejabat Soviet dan meminta agar masjid dikembalikan fungsinya sebagai tempat ibadah. Hanya dalam waktu sepuluh hari setelah permintaan Bung Karno disampaikan, masjid itu pun dibuka kembali untuk umat Islam. Kini, masjid yang ada di kota besar ini menjadi pusat keislaman di Federasi Rusia dan salah satu masjid terbesar di Eropa.