Keputusan mengejutkan dari Presiden AS, Donald Trump, untuk menangguhkan sementara semua bantuan militer ke Ukraina telah menimbulkan gelombang reaksi internasional. Pengumuman ini datang hanya beberapa jam setelah Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, berusaha membujuk Trump agar tetap mendukung negaranya. Meski demikian, Trump justru menegaskan bahwa Ukraina harus menunjukkan "komitmen yang tulus" terhadap negosiasi damai dengan Rusia sebelum bantuan AS dapat dilanjutkan.
Zelenskyy dan Diplomasi yang Terjepit
Langkah Trump tersebut menjadi pukulan telak bagi Zelenskyy, yang sejak awal telah menunjukkan kesediaannya untuk berunding dengan Rusia, meskipun dengan syarat adanya jaminan keamanan dari Barat.Â
Zelenskyy sendiri telah mengisyaratkan bahwa ia bersedia membuat kompromi teritorial jika hal itu dapat memastikan keamanan jangka panjang Ukraina. Akan tetapi, tuntutan Trump tampaknya lebih condong pada kepentingan domestik dan egonya sendiri dibandingkan dengan niat yang benar-benar tulus untuk mencapai solusi damai di Eropa Timur.
Banyak pihak melihat tindakan ini sebagai cerminan gaya kepemimpinan Trump yang narsistik dan otoriter.Â
Alih-alih berfokus pada stabilitas global, keputusan ini lebih banyak dikaitkan dengan keinginan Trump untuk menampilkan citra "pembuat kesepakatan" yang unggul di hadapan publik Amerika Serikat.
Zelenskyy dan Politik Simbolik
Selain menghadapi tekanan diplomasi, Zelenskyy juga menjadi sasaran kritik karena pilihan pakaiannya dalam konferensi pers.Â
MAGA (Make America Great Again) loyalists dan media konservatif mengolok-oloknya karena tidak mengenakan setelan jas saat bertemu Trump. Kritik ini mengingatkan pada bagaimana Mahatma Gandhi dulu diejek karena pakaian sederhananya ketika menghadap Raja Inggris.
Walau begitu, pakaian militer Zelenskyy bukan sekadar pilihan mode fesyen, melainkan simbol solidaritas dengan pasukannya yang bertempur di medan perang.Â
Dengan sejarah panjang penindasan Rusia terhadap Ukraina---mulai dari kelaparan buatan yang disengaja hingga upaya penghapusan identitas budaya---Zelenskyy memanfaatkan simbolisme ini untuk menunjukkan bahwa ia tetap berada di garis depan perjuangan negaranya.