Mohon tunggu...
muhammad daffa eriyanda
muhammad daffa eriyanda Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang Mahasiswa

yuk baca bagi para penakut

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Si Penakut #1

8 Juni 2020   21:41 Diperbarui: 8 Juni 2020   21:36 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Perkenalkan nama gue Daffa, gue adalah salah satu orang yang sangat sangat penakut dengan hal hal mistis, namun gua juga penasaran ingin tau juga tentang dunia dunia horror. Disini gue mau menceritakan pengalaman -- pengalaman gua tentang dunia horror yang gue alami bersama teman teman gua. Jadi disini gue ber lima bersama teman teman gue, yaitu Abdul,Dhani,Ivan, dan Riza dan mereka juga sama kaya gue, remaja penakut tapi juga penasaran dengan dunia dunia horror. Sebelumnya gue mau ngasih tau, kalau kita berlima ini temenan dari kecil dan juga satu kerjaan. Jadi suka duka yang kita lewatin pokoknya bareng bareng semuanya. Gue mulai dari cerita yang menurut gue biasa aja sampai cerita yang paling menyeramkan menurut gue. Jadi pengalaman yang pertama kali dialamin adalah, kejadian disini yang ngalamin gue sama temen gue namanya Abdul. Jadi gue sama Abdul baru pertama kali dapet  kerjaan tambahan, jadi otomatis gue dan dia jadi harus pulang hingga larut malam. Awalnya semua berjalan biasa aja, tapi memang disitu kantor  sudah banyak lampu yang dimatiin, jadi hanya ruangan gue dan Abdul yang masih nyala. Saat sedang menginput data, gue kayak mendengar suara dari luar ruangan, yaitu suara perempuan. Awalnya gue fikir itu temen kantor gue, jadi gue biasa aja, sedangkan si Abdul lagi asik main game, sehingga gue doang yang sadar akan suara si perempuan itu. Namun gue berfikir lagi, kan si bos nyuruh cuma gue dan Abdul aja yang dapet kerja tambahan dan harus lembur tapi kok ada suara perempuan dan harusnya gue Cuma berdua doang disana. Keadaan mulai mencekam. Sehingga gue ngasih tau ke Abdul kalau gue denger suara perempuan. Karena disini kita sama sama takut, jadi kita memilih untuk diam aja harus positif thinking. Namun ada aja yang membuat kita bergerak untuk keluar ruangan, yaitu si Abdul ingin buang air kecil, dan otomatis harus bareng bareng karena kita sama sama penakut. Karena sudah tidak tahan ingin buang air kecil, akhirnya kita memberanikan diri untuk ke toilet yang berada dekat mushola. Gue disitu melihat kearah wastafel yang ada di samping tempat wudhu sembari gue nunggu si Abdul. Pada saat gue menoleh sedikit dan gua balikan pandangan gue ke wastafel, tiba tiba tisu yang ada di wastafel udah berhamburan, dan berhamburanya kayak membuat jalur gitu. Karna gue takut dan juga gue penasaran, jadi gue beranikan diri untuk mengikuti arah jalur tissue tersebut. Gue menganga ketika melihat ke ujung tissue tersebut. Ujung tissue tersebut berubah jadi kain putih dan saat gue melihat semakin lama semakin naik kain putih itu, dan ternyata diujung kain putih itu, berdiri sesosok  peremuan dengan wajah yang sangat menyeramkan sedang mengelus rambut sambal menatap tajam kearah gue. Seketika gue teriak dan Abdul langsung menghampiri gue dan langsung gue ajak untuk lari dan kabur. Lalu pada saat dibawah saat ingin pulang akhirnya gue cerita di pos satpam bersama satpam yang sedang jaga dan juga bersama Abdul bahwa gue melihat sesosok perempuan yang tadi gue liat pada saat nunggu Abdul untuk buang air. Dan satpam pun membenarkan cerita gue , karena kata dia pernah juga ada yang kejadian kaya gue karena gue terlalu penasaran akan hal itu. Satpam pun menyarankan gue kalo misalnya ada hal aneh di kantor lewat dari jam delapann malam dibiarkan saja, jangan penasaran akan hal itu. Karena perempuan itu mengganggu orang yang lembur disitu. Cerita tentang dunia horror gue dan temen temen gue gak berakhir disini. Jadi pada liburan tahun 2019 gue dan temen temen gue memutuskan untuk liburan keluar kota. Karena bingung, akhirnya Riza mengusulkan untuk liburan ke daerah Jawa Tengah untuk mendaki gunung. Dia mengusulkan begitu karna dia sudah  sering mendaki gunung jadi dia bisa meng handle kita yang tidak biasa mendaki. Sebenarnya temen gue yang bernama Dhani ini tidak setuju dengan usulan si Riza karena ia takut dengan binatang buas yang ada di gunung dan juga hal hal mistis yang ada disana, namun karna Riza merayu si Dhani untuk ikut, akhirnya Dhani luluh. Dan akhirnya semua berangkat untuk mendaki. Singkat cerita, ketika gue dan temen temen gue  sedang mendaki, tiba tiba turunlah hujan dan kita memutuskan untuk berhenti dulu hingga besok karena kondisi hujan dan licin dan juga waktu yang sudah menunjukan pukul 9 malam. Jadi kita memutuskan untuk berkemah disitu dulu. Disana ada rombongan kami dan ada satu rombongan lain yang berkemah. Pada saat kami sedang ngobrol, terdengar suara langkah kaki beserta suara beceknya air hujan terdengar dari luar tenda. Ketika Riza cek keluar dan menanyakan kepada tenda sebelah mereka pun tidak ada yang sama sekali keluar tenda. Akhirnya Riza pun balik ke tenda. Namun, suara itu kembali terdengar, dan pas di cek lagi sama Riza, ternyata ada seorang laki laki menggunakan celana pendek, kaos dan memakai sandal jepit. Sedangkan disana keadaan lagi hujan dan sangat licin. Riza  pun heran melihat orang itu dan akhirnya bertanya kepada dia " mau kemana mas hujan hujan gini" Tanya Riza. Orang itu pun menjawab dengan lesuh dan tatapan kosong. " mau kepuncak mas". Riza heran, karena kalau lagi hujan begini tidak boleh ada yang naik kepuncak karena bahaya. Akhirnya Riza menawarkan untuk berteduh dulu di tenda, namun orang itu jawabanya sangat mengagetkan. " gapapa mas, saya lanjut mendaki saja karena kalo tidak sampe puncak jam 3 pagi, saya dinyatakan hilang". Riza pun langsung mengiyakan perkataan orang itu.  Namun ketika di tenda si Riza cerita, gue dan temen temen gue yang lain terheran heran, karena dari pakaian saja sudah sangat bukan pakaian pendaki dan juga kondisi lagi hujan dan kalau misalkan jam 3 dia tidak naik kepuncak dia dinyatakan hilang. Kalau gue fikir fikir disitu, dia bisa ikut kita nunggu hujan dan ke puncak tanpa harus dinyatakan hilang, karena kan dia sudah ada rombongan kita dan kita bisa membawanya ke pos. Disitu semua berfikir keras, siapa orang yang tadi itu, di bilang mahluk halus ya bener dibilang manusia juga bener, karna kara Riza dia benar benar menapakkan kakinya layaknya seperti manusia biasa. Dan akhirnya kita tidak mau menghiraukan itu, karena di gunung pasti banyak hal hal  aneh terjadi. Dan akhirnya kita semua berhasil naik ke puncak dan pulang dengan selamat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun