Mohon tunggu...
Daffa Binapraja
Daffa Binapraja Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir pada 25 Februari 2000, Jakarta Utara

Seorang pemuda yang menyukai fiksi ilmiah, Alternate History, dan sejarah dunia.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Resonansi Waktu di Belakang Masjid (Bab IV)

2 Maret 2019   09:25 Diperbarui: 2 Maret 2019   09:46 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

"Ya sudah." Itulah jawaban kita tanda sepakat.

Setelah itu, langsung kutatap Pak Anwar, "Logistik dan Informasi, pak. Kami bisa membantu bapak untuk mengangkut barang bawaan bapak dan memberikan informasi kepada bapak mengenai kebudayaan masyarakat Jepang."

"Baiklah," Respon Pak Anwar sembari menghela napas, "Persiapkan diri kalian, kapal ini akan mencapai Pelabuhan Yokohama dalam waktu 15 menit."

"Siap, pak!" Serentak, kami langsung mempersiapkan barang kami dan mengamati seisi kapal untuk mempermudah tugas kami.

..............................................................................................................................

"Selamat datang di Yokohama!" Sambut ratusan orang nelayan di desa itu.

Ratusan, tidak, ribuan orang warga  menyambut kami di depan pelabuhan. Anak-anak desa sampai lansia ikut menyalami sang kapten dan ajudan kapal.

Sementara itu, kami mengangkut  peti kemas yang berat sekali, mungkin sekitar 100 kilogram dari besarnya peti yang dibawa, untunglah hal ini dapat diselesaikan dengan cepat menggunakan troli otomatis yang dapat berjalan sendiri dan derek besar dari sisi bawah kapal...

"Hah? Derek kapal? Derek kapal hanya ada di abad 21, bukan di zaman ini!"

Ya, aku tahu. Tapi apa yang kulihat ini memang benar ada di mataku sendiri. Bahkan, aku tak tahu bagaimana menjelaskan semua 'kecanggihan' yang sedikit membingungkan bagiku, mengingat buku-buku sejarah di zamanku tak pernah menyebutkan adanya teknologi yang canggih selain penemuan para ilmuwan masa lampau.

Berjalan ke dalam salah satu kota paling modern di Kekaisaran Jepang pada masanya, kami terus mendorong troli otomatis menuju apa yang bisa disebut sebagai sebuah gedung administrasi kota. Gedung itu terlihat lebih besar dan megah dari bangunan di sekitar kota, atapnya berwarna biru dan temboknya berwarna putih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun