Mohon tunggu...
Atim
Atim Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Bisa Menulis Salah Satu Tanda Anda Punya Ide dan Gagasan. IG @mr._atim

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Peringati Hari Anak Nasional, Prioritaskan Pendidikan Anak Sejak Dini

23 Juli 2019   11:18 Diperbarui: 23 Juli 2019   13:19 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jakarta- Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional tepatnya pada 23 Juli 2019, Syarifuddin Daeng Punna (SADAP) menghimbau orang tua untuk memprioritaskan pendidikan anak sejak dini.

Hal ini ditekankan,  bakal calon Wali Kota Makassar 2020 SADAP, saat ditemui di Jakarta, selasa, (23/7/2019).

Ia membeberkan betapa pentingnya memprioritaskan pendidikan anak sejak dini untuk melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang sehat, cerdas, dan produktif di era Industry 4.0.

" Selain infrastruktur, saatnya kita harus meningkatkan kualitas SDM untuk menyahut tantangan revolusi Industri 4.0. Demi wujudkankan hal ini,  orang tua harus memproritaskan aspek pendidikan anak sejak dini, " Kata SADAP

Khususnya di Kota Makassar,  SADAP yang juga dikenal dengan anak kanalnya Makassar ini menegaskan,  semua anak-anak harus mendapatkan pendidikan selayaknya tanpa memandang status sosialnya.  

SADAP membeberkan pemerataan pendidikan harus selaras dengan UUD 45 pasal 31 yang menekankan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.

" Dalam proses memanusiakan manusia,  tentunya pendidikan merupakan pilar utama.  Namun sekarang banyak anak yang tidak mengecap pendidikan yang selayaknya," Jelas dia.

Selain peran pemerintah, SADAP menegaskan pentingnya peran orang tua agar mendorong anak untuk mengikuti proses pendidikan sejak dini. Jangan sampai orang tua sendiri yang menghambat pendidikan anak.  

Di kesempatan yang sama, SADAP juga sempat bernostalgia sewaktu kecil yang harus menjual es mambo untuk membiayai sekolahnya sendiri.

Ia juga menceritakan ketegaran Sang Ibunda tercinta yang terus mendorong dirinya untuk bersekolah walau ayahnya sudah berpulang ke rahmatullah sejak dia masih berumur 8 tahun.

" Alhamdulillah,  saya tetap bisa duduk di bangku sekolah hingga kuliah dengan perbagai rintangan. Saya tidak bisa membayangkan jika diwaktu itu saya diberhentikan sekolah karena keadaan ekonomi keluarga," Imbuhnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun