Setiap lebaran yang sekali setahun, biasanya identik dengan baju baru. Semua serba baru. Istilah kerennya "Outfit Lebaran" yaitu pakaian yang dikenakan pada saat hari raya Idul Fitri atau Lebaran.
Biasanya pada setiap Lebaran, memang semua terlihat serba baru. Kalau kaum Muslimin (laki-laki) berlebaran dengan sarung, kemeja, kopiah, sendal dan sajadah atau tikar sembahyang baru.Â
Demikian juga dengan kaum Muslimat (perempuan). Pergi salat Ied atau Idul Fitri di lapangan, lalu bersilaturahmi dengan tetangga dan keluarga besar dengan serba baru pula. Baju, mukenah, sajadah, sendal juga baru.
Tidak hanya busana laki-laki dan wanita yang serba baru, tamu rumah dan isinya juga ikut berdandan. Misalnya sofa, kain horden, taplak meja, cat rumah dan pagar, tidak luput diperbaharui minimal terkena gerakan bersih-bersih.Â
Tidak berhenti sampai di situ. Setelah perabot dan kawan-kawannya dibenahi, maka tidak ketinggalan meja ruang tamu juga ditata dengan rapih. Di atasnya sudah tersedia kue lebaran di dalam toples yang biasanya modelnya unik-unik.
Ya, meskipun berlebaran itu tidak selamanya harus diikuti tradisi serba baru, tapi bagi kalangan anak-anak pun tidak mau ketinggalan dari orang dewasa. Mereka juga menuntut ke orang tua untuk dibelikan baju baru.
Kalau berbicara tradisi baju baru untuk berlebaran, langsung teringat waktu masa kecil di kampung. Berlebaran dengan baju baru itu adalah termasuk persoalan besar bagi kami yang anak kecil.
Di masa kecil di kampung, memang dunia anak-anak bagu kami tidak terikat harus mengikuti mode busana terbaru seperti "outfit lebaran" tersebut. Dalam pikiran anak kecil, lebaran itu yang penting baju baru. Model baju gak penting.
Maka bagi orang tua yang ekonomi keluarganya terbilang mampu, tentu tidak jadi masalah. Tinggal ke pusat perbelanjaan, ke butik atau toko busana, borong baju baru dan perlengkapan lainnya gak ada yang bisa melarang.
Di keluarga kami kebetulan bukan termasuk masyarakat di bawah garis kemiskinan. Tapi boleh dikatakan keluarga yang berada persis di garisnya. Garis pertengahan, gak mapan banget, juga gak ekonominya gak lemah-lemah amat hehehe...Â