Mohon tunggu...
Nur Terbit
Nur Terbit Mohon Tunggu... Jurnalis - Pers, Lawyer, Author, Blogger

Penulis buku Wartawan Bangkotan (YPTD), Lika-Liku Kisah Wartawan (PWI Pusat), Mati Ketawa Ala Netizen (YPTD), Editor Harian Terbit (1984-2014), Owner www.nurterbit.com, Twitter @Nurterbit, @IniWisataKulin1, FB - IG : @Nur Terbit, @Wartawan Bangkotan, @IniWisataKuliner Email: nurdaeng@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Nasib Emak-emak di Era TV Digital

7 November 2022   12:55 Diperbarui: 7 November 2022   13:07 588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: TV Jadoel era televisi analog (foto Ist/ Nur Terbit)

Cerita Hari Ini: TAK ADA LAGI NYANYIAN "KU MENANGIISS.." (Catatan : Nur Terbit).

Tak ada lagi terdengar senandung "Ku Menangis", tapi sudah berganti dengan "Benar-benar menangis" di kalangan emak-emak komplek perumahan dalam sepekan terakhir ini. 

Baca juga: Emak-emak

Di komplek perumahan saya misalnya di Bekasi, Jawa Barat (mungkin juga di daerah tempat tinggal Anda), kini sepi. 

Yang biasanya ramai oleh suara TV, sekarang sunyi-senyap setelah diberlakukan TV Digital. Sudah pula saya buat videonya di YouTube, yang Anda semua bisa tonton di akhir tulisan ini.

Yang pasti, tak ada lagi terdengar suara nyanyian dari bibir penyanyi Rossa, "Ku...Menaangiiiiiiiiss..."  dari televisi Indosiar, yang rutin di program "Suara Hati Istri". 

Yang ada justeru "suara hati istri" tetangga dan di rumah saya, yang betul-betul menangis (tanpa tanda kutip) karena tidak bisa lagi menonton sinetron kesayangannya  

Jadi teringat, ketika saya pertama kali nonton televisi yang masih hitam putih, lalu berwarna, kemudian dikenal analog, pakai dekoder era RCTI dan kini sudah TV Digital.

Begini cerita selengkapnya, tulisan pertama dari 4 bagian berjudul : Rela Jalan Kaki Agar Bisa Nonton Televisi, Menuju TV Digital (1)

Beginilah kondisi di komplek perumahan saya misalnya di Bekasi, Jawa Barat (mungkin juga di daerah tempat tinggal Anda), kini sepi. Yang biasanya ramai oleh suara TV, sekarang sunyi-senyap setelah diberlakukan TV Digital. 

Salam 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun