Mohon tunggu...
Nur Terbit
Nur Terbit Mohon Tunggu... Jurnalis - Pers, Lawyer, Author, Blogger

Penulis buku Wartawan Bangkotan (YPTD), Lika-Liku Kisah Wartawan (PWI Pusat), Mati Ketawa Ala Netizen (YPTD), Editor Harian Terbit (1984-2014), Owner www.nurterbit.com, Twitter @Nurterbit, @IniWisataKulin1, FB - IG : @Nur Terbit, @Wartawan Bangkotan, @IniWisataKuliner Email: nurdaeng@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ngobrolin Tari dengan Mbak Deby di KOTEKA Kompasiana

14 Agustus 2022   12:04 Diperbarui: 14 Agustus 2022   12:13 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
searah jarum jam: Mbak Deby (pemateri), Mbak Tuty, Mbak Dyah (moderator) dan saya (foto : Nur Terbit)

Apa yang disampikan Mbak Deby, didukung dan dibenarkan oleh Dyah Narang-Hult, dari IKAT Agentur & Sprancher yang kini bermukim di Jerman.

Menurut Dyah Narang-Hult, sesuai pengalamannya selama ini di Jerman, kalau ada pertunjukan tari dan melibatkan dirinya sebagai pelatih tari, "saya sudah siapkan semuanya termasuk proposal". 

Yang menarik, ketika Presiden Joko Widodo datang ke Jerman beberapa waktu yang lalu, merekalah para wanita penari ini yang menyambut dengan tarian. 

Atau rombongan Megawati Soekarnoputri dan anggota DPR-MPR, juga tamu Indonesia di KBRI negara setempat.

Demikian juga ketika Menkopolhukam Prof Mahfud MD ke Belanda, "Kami bawakan tarian Madura, Pak Mahfud kan orang Madura," kata mbak Deby.

Saya yang ikut sebagai peserta zoom bersama yang lain, sempat bertanya ke Mbak Deby, bagaimana tarian tradisional daerah lain. Apakah juga sudah pernah ditampilkan di Belanda?

Pertanyaan saya lewat chat saat berlangsung diskusi zoom (foto : Nur Terbit)
Pertanyaan saya lewat chat saat berlangsung diskusi zoom (foto : Nur Terbit)

Seperti tari daerah Bugis, Makassar, Mandar, Toraja dan lain-lain? Apakah sudah pernah ditampilkan di sana?

Kata mbak Deby, selain tari Jawa, Sunda, dia baru bisa menarikan tarian Toraja dan Kalimantan. Nanti dia coba yang lain. 

Ini pasti menarik nih bagi pecinta, pemerhati dan tentu saja bagi penari tradisional daerah. 

"Ya. Keren memang mendengar cerita wanita penari di luar negeri ini melalui zoom. Sayang gak sampai tuntas karena ada tamu di rumah," kata salah seorang peserta zoom, lalu pamit.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun