Mohon tunggu...
Nur Terbit
Nur Terbit Mohon Tunggu... Jurnalis - Pers, Lawyer, Author, Blogger

Penulis buku Wartawan Bangkotan (YPTD), Lika-Liku Kisah Wartawan (PWI Pusat), Mati Ketawa Ala Netizen (YPTD), Editor Harian Terbit (1984-2014), Owner www.nurterbit.com, Twitter @Nurterbit, @IniWisataKulin1, FB - IG : @Nur Terbit, @Wartawan Bangkotan, @IniWisataKuliner Email: nurdaeng@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Naik Haji yang Dirindukan

5 Juni 2021   21:44 Diperbarui: 5 Juni 2021   21:52 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rindu Baitullah, adalah rindunya para calon jamaah haji Indonesia yang batal berangkat. Tepatnya kaum Muslimin di Indonesia. Naik haji adalah sesuatu yang dirindukan.

Itulah gambaran kerinduan berbalut kesedihan mereka. Seorang teman menulis status di media sosial : "Sinetron Tukang Bubur Naik Haji sudah ganti judul, Calon Jemaah Haji Nasibnya Sudah Jadi Bubur"

Betapa tidak. Sudah 2 tahun ini (musim haji 2020 & 2021), calon jamaah haji kita di Indonesia, gagal berangkat karena alasan pandemi Covid19. 

Tidak tanggung-tanggung, pembatalan naik haji diumumkan oleh 2 Menteri Agama, tentu saja di masing-masing periode jabatan. Sesuatu yang jarang terjadi. Hanya ada di negara +62

Nun jauh di sana, Pemerintah Arab Saudi "menutup" pintu untuk warga negara lain masuk ke tanah Arab, termasuk rombongan jamaah haji dan umroh Indonesia. Entah sampai kapan. Lalu hebohlah di tanah air. 

Polemik memanas, saling tuding tak terhindarkan. Antara isu pandemi, tak ada quota haji, hingga kabar tak sedap (konon) uang ongkos naik haji (ONH) jamaah dipakai untuk urusan lain. Wow...

Di balik semua kekisruhan pengelolaan ibadah haji ini, ada cerita mengharukan dari jutaan para "Tamu Allah" itu. Di antaranya, nyanyian sendu sepasang suami istri asal Pekanbaru, Riau, yang sampai dua kali gagal berangkat haji. 

Kedua lansia ini sudah menunggu giliran (waiting list) selama 9 tahun, sejak mendaftar tahun 2012. Alhamdulillah harapan naik haji sudah di depan mata. 

Tapi tahun 2020 kemarin, pasangan ini gagal berangkat, menyusul pemerintah membatalkan pemberangkatan haji. Demikian juga tahun 2021 ini. Gagal "maning". 

Teman-temannya sesama calon jamaah daftar tunggu, bahkan sudah banyak yang keburu meninggal. Urutan antrean ajal, agaknya lebih cepat dari pada antrean naik haji. 

Pengalaman lebih tragis lagi, diceritakan oleh seorang teman blogger dari Jakarta. Dia bersama istri dan ibunya, awalnya hanya berencana umroh dan mendaftar di satu biro travel. 

Harapan ke Baitullah pupus, biro umroh itu bermasalah. Uang jamaah ditilep pengelola, banyak yang tertipu. Orang Jabodetabek hingga dari daerah. 

Kejadian serupa bukan hanya terjadi di Jawa, tapi juga di luar Jawa. Keluarga besar istri saya di Makassar, ikut korban, bahkan paspornya pun tak kembali. Kantor biro travel disegel, dan owner-nya dipenjara. Sudah gagal berangkat, uangpun hangus. Belum ada panggilan Allah, anggaplah begitu.

Lalu si kawan tadi, yang blogger itu, menabung lagi. Tanggung sudah tertipu gagal umroh, sekalian daftar haji. Maka kali ini bukan umroh, tapi langsung daftar haji untuk dia, istri dan ibunya. Mereka bertiga pun masuk waiting list alias daftar tunggu. Dijadual untuk beberapa tahun ke depan.

Nah, dengan pembatalan haji sampai 2 tahun berturut-turut ini, praktis si kawan yang blogger dan keluarganya, mau tak mau akan lebih lama menunggu antrean berangkat haji. Haji oh haji....#NurTerbit

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun