Strategi Pembelajaran Ekspositori: Pendekatan Sistematis dalam Penyampaian Materi Teoritis

Strategi Pembelajaran Ekspositori: Pendekatan Sistematis dalam Penyampaian Materi Teoretis
Membangun pembelajaran yang terstruktur melalui ceramah aktif dan media visual untuk materi berbasis konsep.

Strategi pembelajaran ekspositori adalah salah satu pendekatan yang paling banyak digunakan dalam pendidikan formal, terutama ketika guru harus menyampaikan informasi atau materi pelajaran secara langsung, terstruktur, dan sistematis. Pendekatan ini sangat relevan ketika tujuan pembelajaran difokuskan pada penguasaan pengetahuan deklaratif, seperti definisi, prinsip, dan konsep dalam berbagai bidang studi.

Menurut Slavin (2012), strategi ekspositori menempatkan guru sebagai pusat informasi yang menyajikan pengetahuan kepada siswa secara eksplisit dan sistematik. Dalam strategi ini, siswa berperan sebagai pendengar aktif yang menerima informasi melalui ceramah, penjelasan, atau demonstrasi. Walaupun tampak tradisional, strategi ini tetap relevan apabila diterapkan secara inovatif dan adaptif terhadap konteks dan kebutuhan peserta didik.

Dengan kemajuan teknologi dan perubahan paradigma pendidikan, strategi ekspositori kini dapat dikombinasikan dengan pendekatan interaktif dan pemanfaatan media digital untuk meningkatkan keterlibatan siswa. Maka dari itu, pemahaman tentang konsep dasar, tahapan, serta strategi penguatannya menjadi penting bagi para pendidik.

Pengertian dan Konsep Dasar

Pembelajaran ekspositori dapat didefinisikan sebagai strategi pembelajaran di mana guru menyampaikan informasi atau materi pelajaran secara langsung kepada siswa, dengan tujuan agar siswa memahami isi pelajaran melalui penjelasan yang sistematis (Arends, 2012). Strategi ini berorientasi pada penyampaian materi yang telah terstruktur, dan biasanya digunakan dalam pembelajaran yang menekankan pada akurasi konten.

Karakteristik utama strategi ekspositori adalah:

1. Guru berperan aktif sebagai penyampai informasi utama.

2. Materi disusun dan disampaikan secara logis dan kronologis.

3. Kegiatan belajar cenderung satu arah, meskipun dapat diselingi interaksi.

4.