Sintaks Pendekatan Saintifik: Mengamati, Menanya, Menalar, Mencoba, dan Mengomunikasikan
Membentuk pola pikir ilmiah dan pembelajaran bermakna melalui lima tahapan utama pendekatan saintifik.
Pendekatan saintifik dalam pembelajaran tidak hanya sekadar metode pengajaran, melainkan sebuah kerangka sistematis yang meniru cara ilmuwan dalam memperoleh pengetahuan. Dalam Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka, pendekatan ini dituangkan dalam lima sintaks utama: mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. Proses ini membantu peserta didik membangun pengetahuan secara aktif, logis, dan kontekstual.
Hosnan (2014) menyebutkan bahwa kelima tahapan ini tidak hanya mencerminkan metode ilmiah, tetapi juga menumbuhkan pembelajaran yang bermakna karena berakar pada aktivitas mental dan sosial siswa. Pendekatan ini juga diperkuat oleh teori konstruktivisme dan pembelajaran aktif yang berpusat pada siswa.
1. Mengamati (Observing)
Langkah pertama bertujuan mengaktifkan kesadaran dan rasa ingin tahu siswa terhadap fenomena yang diamati. Siswa menggunakan panca indera untuk mengamati objek, fenomena alam, video, atau gambar, lalu mencatat fakta dan karakteristik yang ditemukan.
Contoh: Dalam pelajaran IPA, siswa mengamati pertumbuhan tanaman kacang hijau dan mencatat perubahan harian.
Eggen dan Kauchak (2013) menjelaskan bahwa kegiatan observasi yang terfokus dapat meningkatkan keterlibatan kognitif siswa dan menjadi awal dari proses berpikir kritis.
2. Menanya (Questioning)
Tahap ini menjadi inti pendekatan saintifik karena mendorong siswa untuk berpikir divergen dan mengembangkan rasa ingin tahu. Siswa diajak merumuskan pertanyaan berdasarkan hasil pengamatan, baik mengenai sebab-akibat maupun prediksi.
Contoh: Setelah mengamati perbedaan pertumbuhan tanaman, siswa bertanya, "Mengapa tanaman yang tidak disiram tumbuh lebih lambat?"