Kilau Emas dan Bayangan FOMO
Oleh: Dadan Mardani
Di tengah riuh angka dan grafik naik,
kilau emas memanggil dari balik layar,
"Cepat beli, sebelum terlambat!"
teriak banyak suara tanpa tanya.
Teman bicara soal keuntungan,
grup chat penuh spekulasi harian,
padahal hati belum sepenuhnya yakin,
apa ini investasi, atau hanya kepanikan?
FOMO menyelinap lewat headline dan notifikasi,
menyulut api di dada yang ingin ikut serta,
tapi benarkah setiap lonjakan harga
adalah jalan menuju kaya raya?
Adakah ruang untuk bertanya:
apakah ini pilihan, atau sekadar ikut arus?
Bukan salah emas yang berkilau megah,
tapi mengapa nalar begitu mudah goyah?
Tabungan bisa jadi reksadana,
saham, surat utang, hingga properti nyata,
masing-masing punya cara kerja,
dan tak semua cocok untuk semua jiwa.
Bukan tentang mana yang paling untung,
tapi apa yang paling kamu pahami,
karena di balik setiap portofolio yang tumbuh,
ada ilmu, kesabaran, dan kendali diri.
Jadi sebelum membeli karena takut tertinggal,
coba duduk, renung, lalu pelajari,
emas hanyalah satu dari sekian banyak jalan,
dan bukan semua kilau adalah jaminan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI