Mohon tunggu...
Dadang Maulana Luthfi
Dadang Maulana Luthfi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pemula, Suka Menulis, kadang lupa izin jadi saya cantumin aja sumber di bawah gambarnya ya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kalau Tidak Konsisten Mending Longgarin Aja Prokesnya

19 April 2021   16:30 Diperbarui: 19 April 2021   17:24 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setahun lebih indonesia di landa pandemi covid 19. Virus yang awalnya disepelekan kini sudah merenggut lebih dari 43 ribu nyawa di indonesia. Banyak pihak yang menyayangkan lambatnya pemerintah dalam menanggulangi kasus ini. Tahun 2021 ini pemerintah seakan tidak belajar dari setahun kebelakang dalam menangani virus ini. Tahun 2020 adalah tahun dimana virus ini menyebar untuk pertama kalinya di seluruh dunia, dan akhirnya pada maret 2020 virus ini mendarat di indonesia.

            Awal datangnya virus ini semuanya santai, baik itu masyarakat atau pemerintah. Banyak pernyataan dari orang orang pemerintahan yang menggampangkan hadirnya virus ini di indnonesia. Di lansir dari detiknews.com ada sekitar 37 pernyataan blunder para orang pemerintah selama virus ini hadir. Bahkan Menteri Kesehatan pada saat itu berkata "Tak perlu panik oleh penyebaran virus corona, enjoy saja", saking enjoy-nya eh beliau di ganti dan virus ini sudah nembus lebih dari satu juta kasus, sungguh enjoy sekali.

            Kebijakan protokol kesehatan pun selalu berubah -- ubah. Mulai dari aturan soal masker hingga  pelarangan mudik. Meskipun saat ini pemerintah sudah memperbolehkan mudik sebelum tanggal 6 Mei. Sebenarnya buat apa sih mudik dilarang? Mending diperbolehkan aja dengan syarat harus tes dan mempunyai hasil negatif. Lalu buat apa pemerintah melarang mudik, namun memperbolehkan melakukan wisata?. Tujuan mudik kan selain mengunjungi kampung halaman, juga berwisata di kampung halaman. Kalau tempat wisata buka selama lebaran, terus orang orang gaboleh mudik, yang mau ngunjungin tempat wisatanya itu siapa?

            Pemerintah juga menunjukkan ketidakadilan dan inkonsistennya kembali saat ada youtuber yang menggelar pernikahan, dan dihadiri oleh presiden dan perwakilan pemerintah lainnya. Silahkan saja kalau presiden mau hadir ke acara pernikahan orang, sah sah saja, tapi kalau sampai di posting oleh akun Twitter resmi sekertariat negara itu udah kelewatan dong. Akun Setneg kan di buat untuk memposting hal hal yang bersifat kenegaraan, nah ini pernikahan youtuber apa hubungannya sama negara?. Di saat orang orang di daerah ingin menikah secara kecil kecilan saja dilarang bahkan ada yang dibubarkan, eh giliran ada yang nikah secara besar besaran, menghadirkan banyak orang serta di liput oleh TV nasional malah diperbolehkan. Hmmm kadang saya ingin menjadi salah satu anggota halilintar.

            Inti dari semua ini adalah komunikasi pemerintah tentang covid yang acak acakan dan konsistensi dari semua kalangan dalam menegakkan prokes itu sendiri. Kalau masih banyak yang melanggar, mending prokes dilonggarin selonggar-longgar nya, biar langsung dapet natural herd immunity. Kalau mau masih ada ya konsisten dan adil dong. Jangan kalau berseberangan sama pemerintah di anggap melanggar, kalau orang pemerintah di bantah. Permasalahan pemerintah selanjutnya adalah sosialisasi yang kurang sampai ke masyarakat. Contohnya adalah PPKM mikro yang hanya diterapkan di kota kota besar, namun di daerah daerah belum diterapkan. Sosialisasi yang efektif bisa dilakukan dengan menggunakan sosial media atau influencer yang amanah. Kenapa harus pake influencer? Supaya bisa menarik perhatian banyak orang. Contoh nyata influencer sangat berpengaruh adalah, video youtube dari Kemenkes tentang prokes dan tanpa mengunakan influencer hanya mendapatkan 2,3 juta penonton. Kalah dengan video Raffi Ahmad dengan judul "Nagita Hamil" yang mendapatkan 7,2 juta penonton.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun