Nggak Cuma deket sama dia, gue juga deket sama keluarganya, sehingga keluarga nya udah menganggap gue bagian dari keluarga mereka juga. Hampir setiap libur sekolah dan libur lebaran gue sering dibawa jalan-jalan keliling Sumatra Barat, provinsi tetangga dari Riau yang juga kampung dari emak gue.
Disini cakra traveler gue mulai kebuka. Gue mulai mencintai alam, karna memang Sumatra Barat merupakan provinsi yang paling lengkap dari segi alamnya buat para traveler, mulai dari perbukitan, pegunungan, pantai yang indah, serta pulau-pulau kecil di Samudera Hindia.
Disini gue juga mengenal kehidupan yang nyaman, ala keluarga temen gue ini. Gue jadi termotivasi untuk bekerja lebih keras, dan mulai menyadari untuk menaikkan kelas hidup gue jalurnya nggak hanya sebagai pemain bola, bisa dengan cara lain, salah satunya dengan bekerja di tempat yang menjanjikan atau membuka bisnis sendiri seperti apa yang telah orang tua temen gue ini lakukan.
Disini gue mulai termotivasi untuk merubah hidup lebih baik, gue memutuskan untuk merantau dan berjuang memperbaiki nasib gue. Rasanya tidak cukup kalau gue hanya bermodalkan ijazah SMK untuk survive di kehidupan yang semakin keras, maka gue putuskan untuk melanjutkan kuliah agar bisa upgrade kemampuan diri dan kualitas hidup.
Tapii, masalah selanjutnya mulai datang. Dikarenakan saat itu keuangan keluarga sangat terbatas, gue hanya sanggup kuliah di kampus negeri. Itu syarat yang emak gue berikan. Gue mulai berjuang, kebetulan sekolah gue saat itu bekerja sama dengan salah satu kampus negeri yang ada di Bandung, yaitu Universitas Pendidikan Indonesia. Melalui jalur PMDK saat itu, kalau tidak salah. Kalau tidak salah berarti betul laah.
Harapan gue mulai terang, dikarenakan bisa memenuhi beberapa syarat yang diminta kampus tersebut. Apalagi jurusan yang gue ambil adalah olahraga, yang mana nilai olahraga gue selalu memuaskan, dan gue beberapa kali membawa nama sekolah bermain di kompetisi antar sekolah, sempat dipercaya juga sebagai captain. Keluarga bapak gue yang di Bandung juga mulai di hubungi, mereka siap membantu gue untuk berdaptasi di kota mojang priangan tersebut.
Tapii, dengan beberapa alasan, gue ditolak dari salah satu kampus pendidikan terbaik di Indonesia tersebut. Dikarenakan latar belakang gue yang SMK, dan tidak memiliki prestasi akademis yang memadai di bidang umum dan kesiswaan. Nilai yang bagus hanya olahraga saja, sementara nilai praktek dan teori umum bahkan ada yang dibawah rata-rata.