Alunan musik oldi goldi dan suara dari penyiar radio di pagi ini membuat angan ku membumbung tinggi jatuh kepayang, mungkin demikian juga pada anda, Musik dapat membuat orang merasakan emosi yang kuat. Emosi yang kuat itulah yang menuntun kita untuk membangun hubungan jangka panjang dengan lagu, album, dan artis yang kemudian menemani kita sepanjang hidup kita, terutama yang berhubungan dengan kita selama masa remaja kita yang penuh gejolak.
Pikiran kita sudah cukup dipusingkan dengan bermacam probelamatika paska pandemi covid 19 kemarin, yang diikuti dengan naiknya berbagai macam harga sembako di kedai, warung, dan toko langganan kita minggu ini, terutama beras yang sudah menjadi keharusan kita untuk membelinya, gak bisa di undur apalagi di tawar, bantuan pemerintah pun tidak perna singgah kepada kita yang idealis tidak mau mendaftarkan diri sebagai penerima bantuan dilain sisi petugas pendata bantuan tersebut tidak perna mendaftarkan kita sebagai penerima.
Karena patokannya pada data lama, sementara wiraswastawan yang membuka usaha banyak yang bangkrut atau gulung tikar, juga namaya tidak terdaftar pada BPJS Ketenaga Kerjaan, Meski saya tak mengerti apa itu istilah resesi, inflasi, dan stagflasi, kekhawatir tentang kondisi perekonomian Indonesia di masa mendatang itu pasti ada.
Kondisi ini juga pernah diungkapkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani yang mengatakan ekonomi global akan terjerembab ke jurang resesi pada tahun depan, ancaman resesi global ini salah satunya dipicu oleh kebijakan agresif sejumlah bank sentral dunia yang menaikkan bunga acuan demi meredam lonjakan inflasi. Kebijakan itu pun berakibat menekan pertumbuhan ekonomi.
Kembali ke tembang oldi goldi, Banyak orang lebih senang mendengarkan lagu-lagu lama dibanding lagu baru. Tak heran banyak lagu-lagu lawas era 80 dan 90-an pun banyak kembali diputar. Ada emosi yang kuat dan juga ada hal tertentu yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata ketika Anda mendengarkan lagu-lagu tersebut.
Lagu-lagu yang didengarkan di masa muda sering kali menjadi lagu yang melekat pada diri - seiring bertambahnya usia, orang cenderung tidak mendengarkan lagu-lagu baru yang hit di tangga lagu dunia melainkan lebih cenderung mengenang musik yang familiar di telinga.
Bagi banyak orang yang berusia di atas 30 tahun, pekerjaan dan kewajiban keluarga meningkat, jadi lebih sedikit waktu yang dihabiskan untuk menemukan musik baru, sebaliknya, banyak yang hanya akan mendengarkan lagu favorit lama yang sudah dikenal dari periode kehidupan mereka ketika mereka memiliki lebih banyak waktu luang.
Nostalgia pada lagu jadul, lagu adalah mesin waktu terampuh yang bisa membawa kita nostalgia mengenang masa lalu, Namun, bagi kita pecinta lagu jadul yang hits saat kita masih belia, Lagu-lagu favorit kita pasti banyak yang tenar saat kita belum mengerti apa-apa atau masih kecil, bahkan beberapa di rilisnya jauh sebelum kita terlahir di dunia, Entah bagaimana caranya, terkadang perasaan nostalgia itu tetap ada, mungkin sulit dinalar, tetapi nyatanya sebagian dari kita pernah mengalaminya.
Kebahagiaan serasa meningkat beberapa derajat di kala lagu kesayangan dimainkan di tempat umum seperti mall, angkutan umum, diputar di radio, atau bahkan dinyanyikan oleh musisi jalanan, sebab kita merasa lagu tersebut juga banyak disukai dan masih ada orang yang mengingatnya.
Menurut psikolog Setipe.com, ilmu psikologi sendiri telah mengakui bahwa lagu dapat mempengaruhi keadaan Anda. Menurut jurnal dari Social Psychological and Personality Science, mendengar musik tertentu dapat membuat Anda merasa kuat dan bersemangat untuk menjalani aktivitas, bahkan untuk memulai sesuatu yang baru, oleh karena itu, sudahkah anda mendengarkan lagu nostalgia yang menjadi favoriit anda dihari ini?.
