Ini yang sedang kami gigihi gugahi, gagahi untuk terus mencoba menebarkannya di saat kondisi pendidikan dan hasilnya dianggap tidak ajeg dalam pengukurannya (standarisasi Nasional).Â
Mau dibawa ke mana anak didik kita. Sementara kurikulum prototyfe belum digunakan secara merata yang bisa saja malah menambah learning gap, kesenjangan era baru.Â
Di satu sisi secara kognisi peserta didik dan kita dimudahkan mendapatkan informasi (pengetahuan) meskipun bagi kita berlaku sistem rangkak-paksa. Di sisi lain segi non akademis sangat meminta perhatian semua pihak (stakeholder).
Maka menjadi sebuah tantangan bagi kita untuk berkomunikasi, berorganisasi, berkomunitas dengan sasaran membawa perubahan mindset, heartset, toolset, dan skillset. Kolaborasi menjadi intinya. Tak ada yang bisa dilakukan sendirian.Â
Segala potensi (talent), kecerdasan setiap individu peserta didik termasuk kita masih terus perlu penggalian optimal. Boleh dikatakan end game proses pendidikan sekarang mengarah pada pewujudan pengetahuan menjadi produk atau karya.Â
Betapa kualitas sedang menjadi tujuan utama bersaing dengan kekuatan kapitalis-materialistis yang diatasnamakan kekuatan literasi finansial dan literasi numerasi yang ujungnya berbasis angka-angka. Salam sehat. Jangan lupa seruput teguk kopinya.
Markas Rumah Genius, 13/01/2022