Mohon tunggu...
Syiffa Kultsum Auly Ramadhina
Syiffa Kultsum Auly Ramadhina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Tiada kata tanpa bersuara

Selanjutnya

Tutup

Politik

Krisis Ekonomi Sri Langka Menyebabkan Aksi Protes

21 Desember 2022   21:03 Diperbarui: 21 Desember 2022   21:16 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Krisis ekonomi yang terjadi di Sri Lanka berawal pada tahun 2019 dimana sektor pariwisata terdapat serangan bom ekstrimis di gereja dan hotel.  Lalu krisis ekonomi yang terjadi di Sri Lanka semakin memburuk ketika pandemik Covid-19  melanda. Sri Lanka mengalami krisis ekonomi, hal tersebut menyebabkan terjandinya keguncangan Politik Sri Lanka. Negara kepulauan yang berpenduduk 22 juta tersebut mengalami pemadaman selama berbulan-bulan. 

Masyarakat Sri Lanka pun merasakan kekuarangan pangan dan bahan bakar yang ekstrum, hingga inflasi yang meroket ke rekor paling menyedihkan yang dicatat sejarah pada Sri Lanka. Krisis ekonomi yang terus memburuk menyebabkan Sri Lanka tidak bisa membayar impor, hutang-hutang negara, dan Sri Lanka pun dinyatakan bangkrut. Imbas dari krisis ekonomi berkepanjangan yang menyebabkan aksi protes besar-besaran.

Terjadi keramaian pada Sabtu, 9 Juli 2022 pada siang hingga malam hari. Ribuan masyarakat Sri Lanka menjebol brikade aparat yang telah menjaga istana Presiden dam berhasil mendudukinya. Massa yang melakukan aksi protes pun menggeruduk rumah Perdana Menteri lalu membakarnya. 

Hal tersebut disebabkan kemarahan atas situasi ekonomi yang terjadi dalam tujuh dekade terakhir. Aksi ini pun bukan lah hal pertama kali, namun telah terjadi aksi protes yang berlangsung berbulan-bulan sejak Sri Lanka dinyatakan bangkrut. Massa yang melakukan aksi protes di Istana Presiden sebagian dari mereka meneriakkan slogan-slogan dan mengibarkan bendera nasional Sri Lanka. 

Dari rekaman video yang tersebar online kita semua dapat melihat bahwa banyak orang-orang atau massa yang berekliaran di dalam rumah dan berenang di kolam renang Presiden. Akibat dari Istana Presiden yang dikepung oleh para massa yang melakukan aksi protes,

Ribuan warga Sri Lanka atau massa yang melakukan aksi protes berkumpul di Kolombo pada Rabu, 13 Juli terus mendesak agar Perdana Menteri mengundurkan diri dan menyerbu kompleks kantor tersebut di tengah kehadiran aparat keamanan. 

Ketika terjadi keributan di luar kantor kompleks Perdana Menteri, kantornya pun memberlakukan keadaan darurat yang memberi kewenangan luas kepada militer dan polisi, dan segera untuk memberlakukan jam malam di provinsi bagian barat yang mencakup Kolombo. 

Polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan massa yang melakukan aksi protes namun hal tersebut gagal, semakin banyak para massa berdatangan untuk melakukan aksi protes yang turun ke jalan dan kantor Perdana Menteri. Disaat terjadinya keributan, Presiden Gotabaya Rajapaksa melarikan diri dari negaranya dengan menggunakan pesawat Angkatan Udara Sri Lanka menuju Maladewa dan dia berencana akan mengundurkan diri.  

Gotabaya Rajapaksa akan mengundurkan diri pada 13 Juli 2022. Perdana Menteri Wickremesinghe pun setuju mengundurkan diri. Berita itu menimbulkan sorak gembira di pusat aksi protes yaitu di Kolombo. Terdapat banyak petasan yang dinyalakan pada beberapa bagian dari kota. Akan tetapi hal tersebut belum memuaskan bagi masyarakat Sri Lanka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun