[caption id="attachment_132665" align="aligncenter" width="275" caption="kemacetan yang semakin parah"][/caption]
Ukuran sukses tidaknya seseorang dalam berkarier seringkali dilihat dari perubahan hidup orang tersebut. Contohnya banyak, misal: peralatan rumah yang mewah atau kepemilikan kendaraan bermotor/pribadi. Dari yang naik angkot berubah jadi motor dan kemudian mobil. Semuanya itu milik milik pribadi pastinya. Namun ada hal unik yang saya ingin ulas disini khususnya mengenai kendaraan pribadi.
Yang pertama adalah sebenarnya masyarakat Indonesia itu tau tidak ya istilah kendaraan pribadi. Seperti yang kita tahu, gampangnya kendaraan pribadi adalah kendaraan yang kepemilikannya bukan milik kantor atau instansi, tetapi punya pribadi (dari kantong masing-masing). Semua pasti tahu kan, tetapi yang saya ingin tahu, para pengguna kendaraan pribadi itu apakah harus orang yang membeli kendaraan tersebut? Karena coba para pembaca sekalian perhatikan, mayoritas penumpang kendaraan pribadi di Jakarta (dan kota-kota besar lainnya) itu umumnya hanya 1-2 orang saja. Jadi saya simpulkan Kendaraan Pribadi ya kendaraan untuk 1-2 orang. Bukan begitu ya??? :D
Yand kedua, sepertinya para produsen mobil segera meninjau ulang deh produksi mobil keluarga keluarannya. Bukan apa-apa, saya rasa hal tersebut percuma. Kenapa percuma? Karena walaupun riset telah membuktikan mobil keluarga itu adalah jenis mobil favorit masyarakat Indonesia, tetapi tetap saja isi penumpang di dalamnya hanya 1-2 orang saja.
Kedua hal simple diatas bukan sekedar ulasan, tetapi cerminan fakta yang ada di masyarakat. Bagaimana masalah transportasi kota-kota besar seperti Jakarta yang kian hari kian kusut, sebenarnya memiliki solusi yang mudah. Kemacetan yang setiap hari dikeluhkan warga Jakarta sebenarnya dapat diatasi dengan kesadaran warga nya sendiri. Bayangkan 1 mobil yang seharusnya diisi 8 orang, hanya diisi 1 orang. Jika dibalik, 8 orang di dalam 1 mobil, berapa meter atau berapa mobil yang dapat dihilangkan di kemacetan jalanan. Gampangnya, 8 antrian mobil yang berisi 1 orang, bisa diganti dengan antrian 1 mobil yang berisi 8 orangkan??
Jangan hanya mengeluh di sana sini mengenai kemacetan yang ada. Mengumpat para sopir angkot yang ngetem sembarangan atau memaki para pengendara sepeda motor yang ugal-ugalan. Para pemilik mobil pribadi juga mau tidak mau, suka tidak suka juga memiliki andil (malah yang paling besar menurut saya) bagi kemacetan jalanan.
Tidak bisakah kita berangkat pulang kantor bersama-sama atau satu keluarga pergi bersama setiap hari (anak di antar terlebih dahulu, baru berangkat ke kantor). Memang memerlukan sedikit usaha, namun “semua bisa karena biasa” kan??!?
Semoga tulisan ini menjadi refleksi untuk masing-masing kita dan supaya jangan hanya menyalahkan pihak lain..
Hidup Indonesia..hehhe…
T.ia
http://margarethacyntia.blogspot.com/