Mohon tunggu...
MASDIYANTO
MASDIYANTO Mohon Tunggu... Mahasiswa - Man Imar, Diam dan Lihat Diri Anda.

MENULISLAH UNTUK KEBAIKAN

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Mesilaq", Menuju Masyarakat Modern

13 Maret 2023   08:02 Diperbarui: 13 Maret 2023   08:04 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masyarakat sasak khususnya di Kabupaten Lombok Utara kental dengan budaya gotong royong, silaturahmi, ramah, dan peka terhadap lingkungan sekitar. Hal tersebut dapat dilihat dari berbagai sudut pandang kehidupan sosial. Beberapa diantaranya terdapat pada kegiatan keagamaan, acara adat, dan kegiatan kemasyarakatan setempat.

Sesungguhnya kebiasaan itu merupakan warisan yang melebihi nilai warisan lainnya yang berupa tanah, rumah, serta peninggalan-peninggalan berbentuk benda berharga. Karena kebiasaan akan menentukan norma yang berkembang. Kerukunan kehidupan bermasyarakat ditentukan oleh kebiasaan yang diwariskan turun-temurun tersebut.

Maka cara hidup atau kebiasaan masyarakat yang telah ada dan baik semestinya dijaga dengan penuh kesadaran dan kepedulian. Melihat situasi dan kondisi saat ini banyak pergeseran budaya, mulai dari hal kecil seperti bertutur sapa hingga bermusyawarah. Hal-hal demikian digantikan dengan pemanfaatan teknologi yang keterlaluan.

Memang seharusnya masyarakat harus mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi agar selaras dengan keberlangsungan hidup bermasyarakat. Namun, tidak benar apabila dengan tujuan untuk menjadi adaptif atau menuju masyarakat modern  menghilangkan kebiasaan baik yang sudah ada. Kedamaian bermasyarakat sejak beberapa generasi terdahulu dapat tercipta hingga generasi sekarang. Hal tersebut menjadi fakta sosial bahwa kebiasaan yang telah ada mampu menjaga kestabilan kehidupan masyarakat.

Salah satu nilai yang penting untuk diperhatikan adalah pertemuan tatap muka antar sesama. Para orang tua terdahulu patut dianggap mashur di gumi sasak  ini karena telah menjaga solidaritas, persatuan, dan kasih sayang dengan  budaya yang kemudian menjadi adat. Contoh misalnya ketika terdapat acara keagamaan, terlebih -- lebih acara adat, ataupun acara sekelompok kecil keluarga. Maka beberapa hari menjelang acara dilaksanakan akan ada semacam kewajiban tak tertulis yang harus dilaksanakan yakni Mesilaq.

Mesilaq dalam istilah sasak ini mempunyai makna  mengundang yang umumnya sejak dahulu dilakukan dengan mendatangi rumah-rumah orang yang akan diundang secara langsung. Masyarakat gumi sasak terkhusus di Lombok utara ini memiliki cara mesilaq yang beragam. Essensi dari mesilaq ini adalah sebuah pertemuan. Dari pertemuan tersebut akan muncul sebuah rasa kasih antar sesama, saling menghormati, kepedulian, dan termasuk menjaga tata krama.

Dari sinilah kemudian solidaritas akan terjalin dengan erat. Alih-alih menjadi masyarakat modern yang segala tindak-tanduk masyarakat dilakukan dengan perantara teknologi dapat menghilangkan budaya mesilaq ini. Maka seharusnya generasi berpendidikan maupun yang belum mempunyai akses pendidikan wajib memberikan dedikasi lebih.  Karena hal tersebut merupakan sebuah ancaman bagi kearifan-kearifan lokal.

Masyarakat sasak memang patut untuk menjadikan diri sebagai masyarakat modern agar tidak terbelakang dan tertinggal. Namun, setiap budaya semacam mesilaq dan lain sebagainya harus tetap terjaga. Mari terus menyesuaikan diri dengan tanpa meninggalkan budaya yang telah ada. Karena kepekaan sosial yang dibangun oleh masyarakat terduhulu menentukan pula sikap hidup masyarakat anak cucu.

Jangan sampai masyarakat sasak menjadi individualistik, sikap mementingkan diri sendiri, tidak peduli terhadap sesama, bahkan moral masyarakat gumi sasak yang sungguh mulia dapat hilang. Akhirnya antara lain hal kecil yang dapat dilakukan mulai detik ini adalah menjaga budaya dengan tindakan. Bukan hanya melalui pikiran atau hanya diikrarkan dalam hati, karena pengaruh budaya  luar sangat cepat dapat mengendalikan pola hidup masyarakat.

Apabila sudah mulai terkikis atau dalam sebutan lain masyarakat telah terhegemoni oleh kemodernan, dikendalikan oleh teknologi yang seharusnya dikendalikan oleh masyarakat. Maka wajib generasi sekarang, mulai dari diri masing-masing orang harus lebih gencar mengambil peran dengan tindakan. Muculkan tujuan besar yang berdampak besar pula, yakni untuk kebaikan warisan yang akan diterima generasi anak cucu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun