Mohon tunggu...
CukLanang
CukLanang Mohon Tunggu... Freelancer - Happy Our Hunting

Pecinta semua, doyan makan segala, penggemar es teh, senior webmaster, desain gratis, dan copywritting (ngopi karo writting). Saat ini tinggal di novi.my.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Benarkah Ibu-ibu Benteng Terakhir Kedaulatan Petani Rembang?

22 Desember 2014   20:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:42 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alhamdulillah, Kamis (18/12/2014) kemarin saya berkesempatan menyaksikan putusan sela PTUN soal gugatan AMDAL Pabrik Rembang. Putusan yang akhirnya ditunda bulan Januari mendatang menghasilkan penolakan Eksepsi Gubernur Jateng dan PT. Semen Indonesia. Itu yang beredar media, karena sebenarnya yang ditolak adalah keduanya. Entah apa maksud media-media itu..

Malam sebelumnya saya juga 'blusukan' melihat sosialisasi pembuatan sumur pantau yang ada di Ds Mantingan, yang merupakan ring 2 Pabrik Semen Rembang. Dalam pembuatannya dilakukan oleh Tim Ahli dari UGM. Dijelaskan dalam sosialisasi, tidak ada dampak dalam pembuatan sumur pantau. Bak spidometer pada kendaraan, sumur pantau dilakukan untuk melihat karakter air bawah tanah. Gampangnya, jika air berkurang, maka ada indikasi terserap sebagai dampak aktivitas Pabrik Semen. Ya, kita lihat saja nanti. PT Semen Indonesia tidak akan senekad itu dalam melayani warga kalau memang bakal merusak air tanah.

14192317931925138883
14192317931925138883
Namun yang menarik dari pertemuan di rumah Bpk Arifin adalah tidak adanya gejolak soal pembangunan pabrik. (kalaupun ada sepertinya belum melek soal kemandirian bangsa). Intinya semua yang hadir tidak masalah. Justru ‘keributan’ pada status ring 1 dan ring 2-nya, mengingat status ini sangat menentukan prioritas dari pemberian CSR Pabrik Semen. Oalah..

Begitulah media dan para netizen yang kebanyakan terjangkit latah jejaring. Asal ada isu soal lingkungan, penindasan perempuan, hak-hak tani langsung ramai-ramai teriak melakukan pembelaan tanpa crosscek terlebih dahulu. Kalau ga bicara seperti itu seakan gak gentle, serasa bukan laki-laki jagoan yg harus melindungi perempuan (padahal cuma modal jari di depan gadget).

Sekali lagi Alhamdulillah, saya diberi kegentle-an untuk masuk ke lokasi :-). Tak hanya di Semarang untuk melihat hasil PTUN, tapi juga bermalam di Ds Tegal Dowo (Gunem) dan Mantingan untuk mengamati keadaan sebenarnya.

Berikut hasil pengamatan saya:


  1. Pada aspek PTUN blm ada keputusan mengikat. Memang keberatan/eksepsi tergugat (Pemprov Jateng) dan tergugat intervensi (PT SI) ditolak hakim. Tapi gugatan penggugat (WALHI) agar PT SI menghentikan pembangunan pabrik sampai ada keputusan pengadilan juga belum dikabulkan karena putusan majelis hakim kemarin belum memberikan pendapatnya.
  2. Kesimpulan bhw berkurangnya 100 ribu lahan pertanian krn industri semen sehingga ancam swasembada tidak benar. Krn justru keberadaan PT SI melalui pabrik yang beroperasi di Indarung, Tuban dan Tonasa meningkatkan kesejahteraan petani, krn mampu ciptakan embung air utk pengairan sawah sehingga panen 3X setahun. Klik!
  3. Lahan kapur tdk dapat ditanami tanaman padi dan sejenisnya. Justru setelah ditambang direklamasi dengan diurug dengan tanah subur sehingga bisa ditanamai.
  4. Memang opini masyarakat secara sekilas ttg pabrik semen adalah mencemari lingkungan dan merusak, tetapi setelah melihat sendiri justru mereka berpikiran keberadaan PT Semen Indonesia adalah memberikan kemashalatan bg masyarakat dan lingkungan. Klik.
  5. Lha sebelum pabrik PT SI beroperasi, sudah puluhan tahun tambang kapur di Rembang di eksploitasi perusahaan lain ataupun oleh penambangan ilegal.


Tentang ibu-ibu (terutama di tenda) yang sering dikabarkan sebagai benteng terakhir. Wallahu’alam. Yang saya ingat sejak awal pihak kontra selalu meletakkan ibu-ibu di barisan depan, memajang foto mereka di media-media. Logikanya, mana mungkin benteng dihadirkan di depan. Jika akhirnya anda meyakini demikian, tentu akan bertanya siapakah yang ada dibelakang ibu-ibu tani tersebut.

Semoga pintu tabir terbuka agar masyarakat mengetahui mana yang benar dan siapa yang bermain isu (fitnah) untuk kepentingannya, hingga ibu-ibu yang jumlahnya tidak sebanyak yang digambarkan media itu pun akhirnya kembali ke keluarganya. Amiin.

Note:

Foto area bekas tambang pabrik Semen. Pepohonan bisa tumbuh karena dibawahnya banyak kandungan air. (Jangan bandingkan dengan foto hasil penambangan ilegal!)

1419229138912872114
1419229138912872114

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun