Mohon tunggu...
Muslimah Fikrul Mustanir
Muslimah Fikrul Mustanir Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Bersama menuju muslim kaffah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Islam Mewujudkan Generasi Harapan Orang Tua dan Umat

2 September 2018   16:10 Diperbarui: 2 September 2018   16:28 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pada pertengahan bulan Juli kemarin, anak-anak baru saja memasuki tahun ajaran baru di sekolah. Mulai dari TK hingga tingkat Menengah Atas, mereka menyambutnya dengan riang gembira. Mereka keluar dari rumah mulai pukul 6.30 pagi menuju ke sekolah dengan memakai seragam, tas, peralatan sekolah dan sepatu yang baru. Segudang harapan orang tua ketika menyekolahkan buah hati mereka, agar kelak menjadi anak yang sholih dan pandai sehingga berguna untuk kehidupan mereka nanti baik di dunia maupun di akhirat. Segala daya dan upaya orang tua lakukan untuk memenuhi kebutuhan anak-anak Mereka. Lelah letih tak di rasa demi masa depan cerah buah hati tercinta.

Namun terkadang apa yang menjadi harapan orang tua pupus begitu saja karena satu dan lain hal. Seperti apa yang terjadi di kota Bogor. Seperti yang diberitakan liputan6.com, tawuran antar kelompok remaja alias ABG kerap terjadi di Bogor Jawa Barat, hampir setiap akhir pekan terutama menjelang tengah malam hingga dini hari, polisi kerap menerima laporan adanya aksi tawuran tersebut. Seperti yang terjadi pada tanggal 15 Juli kemarin, pada dini hari terjadi 5 kasus tawuran, namun 4 diantaranya berhasil dicegah oleh aparat,  namun tawuran yang tidak berhasil dicegah akhirnya sampai menimbulkan korban jiwa, Raihan Ilham Febriansyah (18) pelajar SMA YPHB kota Bogor meregang nyawa setelah dibacok sekelompok remaja usai nonton bareng piala dunia 2018 bersama teman-temannya.

Namun sangat disayangkan, Kapolresta Bogor Kombes Pol Ulung Sampurna Jaya menganggap bahwa rentetan kasus tawuran antar pelajar/kelompok remaja tersebut adalah hal yang biasa terjadi di Kota Hujan, sehingga menurut beliau tidak usah dibesar-besarkan. Untuk pencegahan tawuran sudah ada patroli, namun menurut Ulung pencegahan yang  efektif adalah dengan media yang gencar mensosialisasikan imbauan ini..

Sangat miris, mengapa semua ini kerap terjadi ? Apalagi kasus tawuran seperti ini sudah dianggap hal yang biasa terjadi dan bahkan bukanlah persoalan yang besar. terbayangkah di benak kita bahwa begitu berat nya kehilangan seorang anak karena menjadi korban atau menjadi pelaku tawuran yang harus tinggal di balik jeruji besi ? Pupus sudah harapan orang tua, impian mereka menjadi hancur, sehancur hancurnya karena kasus tawuran ini. Terlebih lagi dengan banyaknya kasus tawuran, bukan hanya 1 atau 2 orang, bisa puluhan bahkan ratusan remaja yang akan mati sia-sia atau kehilangan kesempatan untuk berkarya di masa depan karena harus di penjara.

 Apakah tidak ada pencegahan lain yang lebih efektif dari patroli atau imbauan media ? Bahkan media malah menjadi salah satu penyebab terjadinya kenakalan remaja seperti tawuran, belum lagi seks bebas, penyalahgunaan narkoba dan sejumlah kenakalan remaja yang lain.

Ideologi kapitalisme yang memisahkan antara agama dan kehidupan telah menjadikan materi sebagai standar kebahagiaan. Jika menguntungkan walaupun merusak tak menjadi masalah. Media dengan segala macam informasinya yang merusak bisa dengan bebas diakses oleh remaja tanpa disaring lagi oleh negara.

Kurikulum pendidikan yang diadopsi pun tidak bisa diandalkan untuk memperbaiki remaja, bahkan dari tahun ke tahun kenakalan remaja semakin meningkat, padahal sudah 11 kali kurikulum kita berganti sejak tahun 1947 (www.brilio.net).

Islam yang sempurna memberikan perhatian khusus pada remaja, karena di tangan mereka lah kelak nasib bangsa ini akan ditentukan, apakah akan mengalami kemajuan apakah justru akan mundur.  Kurikulum berbasis aqidah Islam menjadi satu hal yang mutlak yang harus diadopsi oleh negara, karena itu wajar, dengan pendidikan tersebut akan bisa dihasilkan remaja-remaja yang berkepribadian Islam yang tidak sekular, pemikiran mereka Islam begitu juga dengan  perilaku mereka. Di sisi lain mereka juga akan dibekali ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam kehidupan mereka, sehingga bisa terwujud generasi yang memiliki ImTaq (iman dan taqwa) dan menguasai IPTek (ilmu pengetahuan dan teknologi).

Kerjasama antara keluarga, masyarakat dan negara dengan aturannya mutlak diperlukan untuk menjaga mereka agar terhindar dari kerusakan dan segala jenis kenakalan remaja. Termasuk dalam hal ini ketatnya negara dalam menyaring informasi-informasi yang disajikan di tengah-tengah masyarakat, sehingga remaja akan hanya mengakses segala sesuatu yang baik yang akan membawa kepada kebaikan.

Insya Allah Islam dengan sistemnya mampu mewujudkan generasi cemerlang, generasi pemimpin di masa depan, harapan orang tua dan umat.

Wallahu a'lam bi ash-shawwab.

Oleh: Titin Kartini

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun