Mohon tunggu...
Muslimah Fikrul Mustanir
Muslimah Fikrul Mustanir Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Bersama menuju muslim kaffah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Islamophobia dan Keadaannya Belakangan Ini

16 Juli 2018   20:39 Diperbarui: 16 Juli 2018   20:59 1222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Baru baru ini kita di hadapkan kembali pada fenomena islamophobia. Penyakit ini tidak hanya merambah negeri negeri dimana islam menjadi minoritas seperti Inggris, Jerman dan Amerka Serikat, namun juga merambah negeri negeri yang mayoritas Islam seperti suriah dan indonesia.

Namun apakah islamophobia itu?

Runny Trust dalam laporannya  'A Challenge For Us All  ' menulis islamophobia adalah sebuah permusuhan yang tidak berdasar terhadap islam, sehingga akhirnya konsekuensi praktis dari ketakutan itu adalah diskriminasi terhadap islam baik individu maupun komunitas.

Propaganda islamophobia bukanlah perkara baru. Bila kita menilik sejarah, sebenarnya propaganda islamophobia sudah ada sejak zaman dahulu kala. Sejarah mencatat propaganda islamophobia sudah muncul di era Rasulullah SAW di masa silam. Berbagai bentuk hinaan, ancaman, dan kekerasan menghantam perjalanan dakwah Rasulullah. Kita akan teringat ketika orang orang kafir Quraisy menghina Rasulullah sebagai orang gila dan tukang sihir.

Propaganda islamophobia sendiri di sinyalir merupakan upaya yang di lakukan orang orang kafir untuk membendung kekuatan kaum muslim yang semakin lama semakin berkembang dan untuk mempersempit gerak juang islam dalam mensyiarkan agama dan hukumnya. Hal ini di karenakan kebencian orang orang kafir yang begitu besar terhadap islam sejak zaman dahulu kala. 

Menurut Asep Samsul M Romli dalam bukunya 'Demonologi Islam'  kebencian barat terhadap dunia islam merupakan dendam historis akibat kekalahan pada perang salib yang berlangsung selama 200 tahun dimana pihak salib mendapatkan kekalahan di berbagai medan. (Http://wikipedia.org)

Kebencian ini berlarut larut hingga masakini bahkan semakin  bertambah terutama akibat pertumbuhan islam yang pesat di Eropa dan Amerika.

Seperti di ungkap oleh Pew Research Center  sebuah kelompok pencari fakta di Amerika, pada tahun 1973 penduduk muslim dunia sekitar 500juta jiwa, namun saat ini jumlahnya naik sekitar 300 persen menjadi 1,57 miliar jiwa. Tercatat satu dari empat penduduk dunia beragama islam.

Kondisi ini menjadi titik awal kampanye anti islam yang menyebabkan islamophobia di berbagai negara. Kaum kuffar melakukan berbagai upaya untuk membendung perkembangan islam. Mereka melakukan perang pemikiran (ghazwul fikr), perang kebudayaan (ghazwul tsaqofi), mengadu domba umat islam dan memecah belah umat islam dengan berbagai julukan seperti islam radikal, islam moderat, islam tradisional, hingga teroris.

Di negeri ini sendiri kecemasan dan tuduhan negatif akan islam (baca : islamophobia) sebetulnya sudah muncul sejak peristiwa bom Bali pada tahun 2002 silam. Sejak saat itu rentetan penangkapan tersangka yang semuanya berpenampilan muslim membuat masyarakat indonesia was was dengan pria berjenggot lebat dan bergamis panjang, juga dengan wanita bercadar dan berjubah hitam.

Saat ini ketakutan masyarakat akan islam kembali mencuat pasca bom Surabaya yang menewaskan satu keluarga yang di duga sebagai pelaku bom tersebut. Masyarakat di negeri ini tanpa sadar ikut serta memberikan pandangan negatif terhadap islam. Hal ini sangat terasa saat ada muslim yang membela agamanya di anggap fundamentalis, begitupun ormas islam yang menyuarakan dakwah di anggap radikal dan tidak sedikit pula sebutan anti NKRI di sematkan kepada beberapa tokoh islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun