Liputan 6.com,Jakarta-Pada senin,18 September 2017 Aula Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB)Universitas Indonesia, mendadak riuh. Pemicunya, pernyataan ketua umum Gerindra Prabowo Subianto yang berapi-api menyebut  "Ramalan Indonesia Bubar 2030". Pernyataan tersebut mendadak geger menjadi buah bibir di masyarakat.
Apa pendapat masyarakat? Banyak masyarakat berpendapat, ya, pasti Indonesia bubar. Karena sudah jelas terlihat ciri-ciri kehancurannya, mereka berdalih dengan banyaknya hutang-hutang luar negeri yang setiap tahun semakin tinggi, sumber daya alam sudah di kuasai oleh asing, banyaknya pengangguran dikarenakan banyaknya warga negara asing yang bekerja di Indonesia.
Ada pula yang berpendapat, ya, sebuah keniscayaan karena Indonesia memang berada di ambang kehancuran. Itu terjadi karena para penguasa di Indonesia hanya memikirkan kehidupan mereka masing-masing tanpa memperdulikan rakyat, mereka berlomba-lomba mencari keuntungan walau harus mencekik rakyat banyak.
Rakyat pun konsisten memegang sekulerisme dan kapitalisme yang mana paham inilah yang menjadi dasar utama kehancuran sebuah negeri. Karena paham sekuler inilah paham yang memisahkan agama dari kehidupan sehingga dapat menjadikan manusia-manusia yang rakus dan tak bermoral, mereka menghalalkan segala  cara untung meraup keuntungan yang mereka inginkan.
Sebenarnya kekonsistenan rakyat pada sekulerisme dan kapitalisme inilah akar dari segala masalah. Karena paham ini paham yang memisahkan agama dari kehidupan dan politik, sehingga akan membuat seorang muslim tersesat memahami relasi agama dan negara. Dia akan meyakini bahwa agama tidak boleh campur tangan mengatur negara dan masyarakat. Ujung-ujungnya dia akan menolak mentah-mentah konsep negara Islam(khilafah)bahkan secara tidak sadar mereka benar-benar mendustakan Allah.
Upaya praktis membangun Indonesia dari kehancuran. Kehacuran negeri dikarenakan beberapa hal salah satunya adalah pertama umat harus mempunyai pemahaman yang benar dan komperhensif tentang Islam itu sendiri, sehingga tidak bisa dibodohi. Kedua, umat harus mengamalkan ajaran Islam secara keseluruhan dengan benar sehingga dengan begitu Indonesia ataupun negeri manapun akan terselamatkan dari kekacauan dan kehancuran.
Indonesia harus segera diselamatkan, tetapi bukan dengan cara mengganti pemimpin sementara sistem rusaknya dipertahankan. Oleh karena itu mari kita serukan untuk kembali pada penerapan syariah islam secara kaffah, agar negeri ini bisa diselamatkan dari ancaman ideologi yang rusak ini, yang telah terbukti membawa malapetaka dan kesengsaraan.
Wallahu a'lam bi ash-shawab.
Pipit