Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

5 Dampak Perceraian bagi Anak, Bagaimana Solusinya?

15 Mei 2023   11:07 Diperbarui: 15 Mei 2023   18:10 654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dampak Perceraian bagi Anak. | Foto diambil dari depositphotos via Kompas.com.

Perceraian terkadang menjadi sesuatu yang tidak bisa dihindari dalam sebuah pernikahan. Ada kalanya itu merupakan solusi terbaik dari yang terburuk bagi semua pihak. Solusi terakhir yang harus diambil.

Lalu, apa dampak buruk perceraian kedua orangtua bagi anak-anak? Bagaimana meminimalisasi dampak tersebut?

Jadi Bahan Perundungan Keluarga dan Teman

Saat kedua orangtua memutuskan bercerai, anak kerap mendapat dampak yang kurang baik dari keputusan tersebut. Salah satunya adalah menjadi bahan perundungan dari keluarga dan teman.

Ada saja sih yang bibirnya tidak bisa dijaga dan melontarkan kata-kata yang kurang enak didengar. Ada yang suka iseng bertanya dengan maksud untuk mengejek anak korban perceraian tersebut.

Perundungan juga terkadang berlanjut kepada si anak saat salah satu orangtua, atau keduanya, memutuskan untuk menikah kembali dengan pasangan baru. Anak-anak koban perceraian yang orangtuanya akan menikah kembali kerap mendapat ledekan, "Ciee... yang mau punya papa baru." Atau, "Cie... yang mau punya mama baru."

Padahal, tanpa ejekan dan ledekan tersebut, banyak anak-anak yang orangtuanya bercerai sudah cukup menderita. Tertekan. Sehingga, tidak usah lagi ditambahi bebannya dengan merundung seperti itu. Ada baiknya kita malah merangkul dan mendukung anak-anak korban perceraian tersebut sehingga mental mereka bisa menjadi lebih kuat.

Untuk orangtua yang bercerai dan tahu anaknya dirundung seperti itu, jangan tinggal diam. Apalagi ikut tertawa-tawa juga bersama si perundung. Jangan beranggapan itu hanya gurauan karena disampaikan oleh si perundung dengan intonasi santai sambil haha hihi. Tegur orang itu secara baik-baik, bilang jangan seperti itu.

Ada satu-dua orang yang bergurau seperti itu dan dibiarkan, akan memicu lebih banyak orang yang akan meledek anak kita. Dan, jujur, itu sangat tidak nyaman. Jangankan ke anak yang diejek, kita yang ikut mendengar saja terkadang tidak enak hati.

Merasa Diabaikan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun