Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Cerpen Anak] Arwina, Pahlawan Cilik Peduli Sampah

2 Mei 2023   10:54 Diperbarui: 2 Mei 2023   11:10 880
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi foto dokumentasi Pemdes Kalisidi diambil dari kompas.com

Hari ini aku datang lebih cepat ke sekolah.  Pukul 06.15 sudah sampai di depan gerbang.  Pagi ini ayah ada rapat penting di kantor tempatnya bekerja. Khawatir terlambat, kami berangkat lebih pagi dari rumah.

Setiap hari memang ayah yang mengantarku ke sekolah, sekalian berangkat ke kantor. Terlebih, sekolahku dan kantor ayah satu arah. Melewati jalan raya yang sama. Hanya saja, jarak kantor ayah lebih jauh.

Saat aku sampai, suasana tempat aku menuntut ilmu selama tiga bulan terakhir ini masih terlihat lengang. Lampu-lampu yang dipasang untuk menerangi sekitar sekolah, bahkan belum dimatikan.

Jam masuk sekolah kami memang pukul 07.30. Biasanya siswa mulai ramai berdatangan sekitar pukul 06.45 hingga 07.15.

"Ternyata masih sangat sepi ya, Win. Kalau begitu biar ayah tunggu kamu di sini dulu," ucap ayah sambil melihat sekeliling sekolah.

Aku menggelangkan kepala. "Jangan, nanti ayah terlambat sampai kantor. Wina berani kok. Lagi pula, tuh sudah mulai ada beberapa yang datang."

Dari arah jalan besar memang terlihat satu-dua siswa yang mulai berdatangan.

"Kalau begitu ayah ke kantor ya, Win. Hati-hati," ucap ayah kemudian, sambil mengangsurkan tangan kanan untuk aku kecup.

Setelah ayah berlalu, aku membuka pintu pagar yang masih tertutup rapat. Saat pintu pagar terbuka, betapa terperanjatnya aku. Halaman sekolah kotor penuh sampah.

Aku menatap nanar sampah-sampah yang berserakan tersebut. Ada botol bekas minuman kemasan, ada plastik bekas makanan, hingga sedotan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun