Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Fragmen, Kebaikan-Kebaikan Kecil yang Begitu Berarti

12 Agustus 2022   18:52 Diperbarui: 12 Agustus 2022   19:01 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebaikan-kebaikan kecil yang begitu berarti. | Foto Thinkstock diambil dari kompas.com

Pagi itu, seperti akhir pekan sebelum-sebelumnya, saya mengendarai sepeda motor dari rumah menuju salah satu pasar tradisional di Kota Batam, Kepulauan Riau. Namun, entah mengapa, saat itu di tengah perjalanan saya tiba-tiba tergoda untuk memotret salah satu penjual sarapan pagi.

Sekonyong-konyong salah satu penjual sarapan pagi yang sedang melayani pembeli terlihat menarik untuk dipotret. Akhirnya saya menepikan motor, bermaksud mengambil satu-dua gambar. Selain itu, membeli beberapa makanan yang dijual oleh penjual tersebut.

Namun, entah terlalu bersemangat atau bagaimana, saya bukannya mengambil dompet yang disimpan di bawah jok motor, saya malah memasukan kunci motor dan ponsel yang saya pegang ke bawah jok, lalu menutupnya.

Setelah jok motor tertutup sempurna, saya baru sadar. Saya melakukan kesalahan fatal. Motor otomatis  tidak biasa diapa-apakan karena kuncinya tersimpan di dalam jok. Saya juga tidak bisa menghubungi suami atau memesan ojek online karena ponsel juga terkurung di sana.

Panik? Tentu! Apalagi jalan yang saya lalui bukan jalur umum. Itu adalah jalan perumahan yang tidak dilalui angkutan umum dan ojek pangkalan. Terlebih, jaraknya juga cukup jauh dari rumah. Kalau saya memaksakan diri jalan kaki ke rumah untuk mengambil kunci cadangan, entah kapan sampainya.

Akhirnya saya mencoba mencari solusi. Saya melihat-lihat sekeliling, mencari bengkel motor. Beruntung, beberapa meter di depan terlihat bengkel motor. Bengkel tersebut masih tutup, tetapi terlihat ada seorang montir yang mengenakan seragam duduk-duduk di depan bengkel itu.

Beruntung juga saya ternyata tidak mengunci stang motor, sehingga motor lebih leluasa di dorong menuju bengkel tersebut.

Saya juga sedikit lega. Setelah menceritakan permasalahan ke montir yang duduk-duduk di depan bengkel, sang montir bilang, bisa dibantu dengan cara membongkar motor. Namun, ia mengatakan harus menunggu boss-nya datang, sebab semua peralatan ada di dalam bengkel.

Jujur, meski lega saya sebenarnya agak khawatir kalau motor harus dibongkar. Takut tidak kembali mulus seperti asal. Apalagi saat itu, motor saya relatif masih baru. Baru beli beberapa bulan. Duh, motor baru sudah harus dibongkar karena kelalaian sepele hehe.

Setelah menunggu sekitar 15 menit, akhirnya si pemilik bengkel datang. Seorang kokoh-kokoh chinese. Saat montir menceritakan ulang permasalahan saya, sang boss hanya mengangguk-angguk. Tidak mengatakan apapun. Setelah si montir selesai berbicara, ia lantas bertanya kepada saya, "benar kunci motornya ada di dalam jok?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun