Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Belajar Memuliakan Ibu dari Uwais Al Qarni

3 Mei 2021   16:17 Diperbarui: 3 Mei 2021   16:24 1067
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Belajar memuliakan ibu. | Dokumentasi Pribadi.

Ketulusan memuliakan sang ibu, bisa belajar dari Uwais Al Qarni. Pemuda saleh yang sangat dicintai Allah SWT karena begitu berbaktinya kepada sang ibu yang lumpuh dan sudah sepuh. Seorang sahabat Nabi Muhammad yang tidak pernah (sempat) bertemu dengan Nabi Muhammad karena begitu patuhnya kepada sang ibu.

Uwais sebenarnya pernah berusaha bertemu dengan Nabi Muhammad. Ia berangkat dari Yaman ke Madinah untuk bertemu Rasulullah. Namun, sayangnya saat tiba di kediaman Rasulullah setelah melewati perjalanan panjang, ia hanya bertemu dengan istri Nabi Muhammad, Aisyah. Saat ia datang, Nabi Muhammad ternyata sedang memimpin peperangan.

Saat itu Uwais sempat ingin menunggu Nabi Muhammad. Namun, ia teringat pesan ibunya. Ia tidak boleh berlama-lama pergi meninggalkan sang ibu karena beliau sudah sakit-sakitan. Akhirnya, Uwais memutuskan pulang dan hanya menitipkan pesan kepada istri Rasulullah. Ia lebih memilih patuh kepada sang ibu.

Selain sangat patuh kepada sang ibu, Uwais juga selalu berupaya memenuhi semua keinginan sang ibu. Termasuk keinginan sang ibu untuk naik haji, melaksanakan Rukun Islam ke lima. Padahal pergi haji butuh biaya yang tidak sedikit. Perjalanan dari Yaman ke Mekah sangat jauh dan melewati padang tandus yang panas. Butuh bekal yang tidak sedikit. Orang-orang juga biasanya menggunakan unta untuk transportasi.

Namun, Uwais tidak memiliki unta. Ia pemuda miskin. Namun, Uwais tidak kehabisan akal. Ia kemudian membeli seekor anak lembu. Ia lalu membuat kandang lembu di puncak bukit. Setiap hari Uwais menggendong anak lembu itu naik-turun bukit. Kebiasaannya tersebut sempat dicibir orang sekitar, ia bahkan sempat dikatakan gila karena setiap pagi menggendong lembu naik-turun bukit. Dinilai tidak ada kerjaan mungkin ya.

Namun, Uwais mengabaikan cibiran orang-orang. Ia dengan tekun bolak-balik menggendong lembu tersebut hingga delapan bulan. Dari yang tadinya hanya anak lembu, hingga menjadi lembu dewasa dengan berat mencapai 100 kilo gram.

Setelah delapan bulan berlalu, orang-orang baru tahu ternyata tujuan Uwais menggendong lembu itu untuk latihan menggendong ibunya dari Yaman ke Mekah untuk melaksanakan ibadah haji sambil berjalan kaki. Subhanallah!

Hal yang membuat lebih terharu, saat Uwais menggendong ibunya dengan tegap kala wukuf di Ka'bah sambil bercucuran air mata karena begitu bahagia bisa melihat Baitullah, ia hanya berdoa, "ya Allah ampuni semua dosa Ibu."

Setelah Uwais selesai berdoa, dengan heran ibunya bertanya,"bagaimana dengan dosamu?"

"Dengan terampuninya dosa Ibu, maka Ibu akan masuk surga. Ridha dari Ibu akan membawaku ke surga."

Ah, selalu terharu membaca kisah Uwais al Qarni. Semoga kita menjadi salah satu anak yang berbakti kepada ibu, kepada orangtua. Salam Kompasiana! (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun