Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Berawal dari Kursus Menjahit Gratis, Kini Punya Konveksi Sendiri

22 April 2021   19:44 Diperbarui: 24 April 2021   22:35 8544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yeni's Style Konveksi. | Dokumentasi Eneng Yeni Sugiarti

Eneng Yeni Sugiarti tak pernah menyangka bisa menjadi seorang pengusaha konveksi yang bisa menerima pesanan 4.000 hingga 5.000 jasa jahit pakaian per minggu. Apalagi dulu ia juga tidak bisa menjahit. Orang-orang terdekatnya juga tak ada yang berkecimpung di bisnis jahit-menjahit.

Berkat Kursus Menjahit Gratis dari Disnakertrans Kota Bogor

Sebelum memulai bisnis konveksi, perempuan yang akrab disapa Neng itu berprofesi sebagai guru. Ia mengajar di beberapa sekolah di Kota Bogor, Jawa Barat, mulai dari tingkat SD, SMP, hingga SMK.

Eneng Yeni Sugiarti. | Dokumentasi Eneng Yeni Sugiarti
Eneng Yeni Sugiarti. | Dokumentasi Eneng Yeni Sugiarti
Tak hanya itu, ia juga menjadi guru les dan guru Taman Pendidikan Al Quran (TPQ). Neng membuka bimbingan belajar dan kursus di rumah. Ia juga mengajar di TPQ dekat rumah bersama dengan beberapa teman kuliah di STAI Al Hidayah. Ada sekitar 100 anak yang mereka bimbing saat itu.

Tahun 2011, tiba-tiba ada kesempatan untuk belajar menjahit secara gratis di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kota Bogor. Iseng, ia ikut program tersebut. Tak disangka setelah ikut kursus selama 40 hari itu, ia jadi menyukai bidang jahit-menjahit, bidang fashion.

Perempuan berusia 39 tahun itu mengatakan, materi yang diberikan di kursus tersebut sangat lengkap, baik teori maupun praktik, mulai dari materi dasar, membuat pola, memotong kain, hingga akhirnya dijahit menjadi sebuah pakaian. Alhasil, setelah lulus kursus ia begitu yakin untuk beralih profesi menjadi seorang penjahit.

Bahkan saat guru jahit di kursus tersebut bertanya apa cita-cita peserta kursus setelah kursus tersebut selesai, Neng dengan yakin menjawab ingin memiliki usaha konveksi. Ia merasa menjahit adalah hobi yang harus ia jalankan. Tak hanya untuk mengisi waktu luang, tapi juga sebagai sumber penghasilan.

Mencari Pengalaman dengan Bekerja di Konveksi

Sadar tidak memiliki mentor yang dapat membimbingnya menjadi seorang pengusaha konveksi, Neng memutuskan bekerja di beberapa perusahaan konveksi dan garmen. Ia juga berkunjung ke banyak butik, modiste, dan tailor untuk mencari pengalaman sebelum membuka usaha sendiri.

Mencari pengalaman dengan bekerja di konveksi dan garmen selama beberapa tahun. | Dokumentasi Eneng Yeni Sugiarti
Mencari pengalaman dengan bekerja di konveksi dan garmen selama beberapa tahun. | Dokumentasi Eneng Yeni Sugiarti
Alumnus Jurusan Hukum Keluarga Muslim itu belajar banyak hal, mulai dari teknik jahit, menghitung biaya produksi hingga mencari calon konsumen. Saking semangatnya belajar banyak hal mengenai bisnis konveksi, garmen, dan fashion, saat bekerja di konveksi, ia rela menginap dan tidur di bawah kolong meja jahit.

Sempat Ditentang Orang Tua

Saat tahu sang buah hati ingin merintis usaha konveksi, orang tua Neng menentang. Sang ibu mengatakan, bila hanya ingin menjadi seorang tukang jahit, buat apa kuliah hingga sarjana. Cukup sekolah hingga tingkat SD, setelah itu kursus menjahit.

Sempat ditentang oleh orangtua. | Dokumentasi Eneng Yeni Sugiarti
Sempat ditentang oleh orangtua. | Dokumentasi Eneng Yeni Sugiarti
Sang ibu memnita Neng berhenti bekerja di perusahaan garmen ataupun konveksi. Beliau meminta Neng bekerja kembali menjadi guru, atau mencoba daftar menjadi seorang Aparatur Sipil Negara (ASN).

Awalnya Neng membangkang. Apalagi sang suami Jujun Junaedi mendukung keinginan Neng merintis usaha konveksi. Neng tetap bekerja di perusahaan garmen dan konveksi. Ia juga bahkan sempat sesumbar kepada sang ibu kalau suatu saat nanti ia akan berhasil menjadi seorang pengusaha konveksi. Sang ibu nanti akan ia biayai dari hasil usaha tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun