Hingga akhirnya Neng bisa menerima vonis tersebut dan memasrahkan semuanya kepada Allah. Setelah pasrah, ia justru bisa melewati ujian tersebut. Ia kini menjadi penyintas kanker, usahanya juga bisa kembali berjalan dengan baik.
Sempat Terdampak Pandemi Covid-19
Puncak pesanan bisnis konveksi itu saat Ramadan. Neng mengatakan, jumlahnya bisa mencapai 4.000 sampai 5.000 pcs pesanan per minggu. Namun, efek pandemi Covid-19, Ramadan tahun lalu jumlah pesanan jauh berkurang. Dengan sangat terpaksa Neng akhirnya mengurangi karyawan hingga tersisa hanya empat orang.
Neng memilih untuk membeli semua peralatan yang diperlukan untuk usaha konveksi secara bertahap, menyisihkan dari keuntungan yang ia dapat. Saat ini ia sudah memiliki 40 unit mesin, mulai dari mesin jahit standar garmen hingga mesin sablon. Ramadan tahun ini, bisnis konveksi sudah mulai membaik. Tahun ini Neng pun sudah kembali mempekerjakan 35 orang karyawan.
Neng berharap usahanya akan semakin berkembang. Target ke depannya adalah menjadikan usaha konveksi yang ia rintis menjadi usaha garmen, atau setidaknya konveksi yang semi garmen. Sehingga, bisa lebih memperluas lapangan kerja.
Ah, semoga tercapai! Salam Kompasiana! (*)