Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ibu, Sosok Istimewa Tiada Dua

16 November 2020   11:14 Diperbarui: 16 November 2020   11:18 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya dan si sulung. Dokumentasi pribadi.

A mother is always the beginning. She is how things begin. 

(Unknown) 

Ibu merupakan sosok yang paling berperan dalam kehidupan seorang anak. Tanpa mengecilkan peran seorang ayah, ibu merupakan madrasah pertama bagi seorang anak. Ibu merupakan guru pertama bagi seorang anak untuk bertahan hidup, menjalani hidup, hingga menikmati hidup.

Saat lahir ke dunia, ibulah orang pertama yang mengajari kita bagaimana bertahan hidup dengan mengisap ASI (atau susu formula). Sedikit lebih besar, beliau mengajari kita makan-minum, berjalan, berbicara, mengekspresikan emosi, beribadah, hingga (maaf) buang air besar dan buang air kecil di toilet.

Menjelang masuk usia sekolah, ibu mengajari kita menulis dan membaca. Tak sampai di situ, ibu juga mengarahkan kita bagaimana berinteraksi dengan keluarga, guru, saudara, teman, tetangga, orang yang lebih tua, orang yang lebih muda, hingga orang yang hanya kita temui sepintas lalu.

Semakin besar, semakin banyak hal yang ibu ajarkan kepada kita. Tak hanya hal-hal konkret, tetapi juga hal-hal yang filosofis. Tidak hanya mengajarkan kita beragam hal secara eksplisit melalui perkataan maupun perbuatan, terkadang juga secara implisit.

Saat Pandemi Peran Ibu Lebih Terasa 

Saat pandemi Covid-19 yang mengharuskan anak-anak sekolah belajar daring dari rumah, peran ibu sebagai "sekolah pertama" semakin terasa. Banyak ibu merangkap menjadi "guru sekolah". Saya salah satunya. Ibu mengajari anak beragam mata pelajaran, mulai dari Bahasa Indonesia, PPKN, Matematika, Bahasa Inggris hingga Bahasa Arab.

Apalagi terkadang ada satu-dua guru yang lebih hobi memberi tugas dibanding menjelaskan materi. Beliau meminta anak mengerjakan latihan A, B, C, tanpa lebih dulu menerangkan materi tersebut. Alhasil si ibu harus pintar-pintar menjelaskan materi pelajaran hingga si buah hati mengerti.

Selain itu, ada kalanya meski sudah dijelaskan secara virtual oleh sang guru, anak belum juga mengerti dengan materi yang diajarkan. Sehingga, tetap saja sang ibu harus turun tangan. Bukan, bukan, ikut mengerjakan tugas yang diberikan guru, tetapi menjelaskan ulang agar si anak bisa mengerjakan tugas-tugas tersebut secara mandiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun