Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Cerpen] Doa Naira

4 April 2020   11:28 Diperbarui: 4 April 2020   11:42 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rani dengan semangat mengunggah beberapa foto di akun instagram dengan latar belakang Menara Eiffel. Ikon Kota Paris, Perancis, yang dulu hanya bisa ia lihat melalui feed instagram atau artikel-artikel bertema wisata.

Ada debar membahagiakan kala Rani melihat menara yang tinggi menjulang tersebut secara langsung. Terlebih saat teman-teman di Instagram mengetukan tanda love bertubi-tubi hingga ratusan. Padahal sebelumnya hanya belasan orang saja yang kerap memberikan jejak di postingan instagramnya.

"Terimakasih ya, Mas Joni. Aku sangat bahagia bisa berkesempatan jalan-jalan seperti ini," ujar Rani dengan mata berbinar.

"Aku lebih bahagia lagi Ran. Akhirnya aku bisa mewujudkan salah satu impian kamu. Nanti kita jalan-jalan ke negara lain ya, kamu tinggal list saja."

***

Rani mengucek-ngucek mata saat azan subuh berkumandang. Ia yang biasanya bersemangat menyambut hari, kini merasa sangat malas. Bahkan hanya untuk membuka mata. Setiap kali ia terjaga, kepala terasa berat. Semua berjalan seperti mimpi, dengan akhir yang memilukan.

Ia dan Joni yang beberapa waktu lalu masih bergelimang harta, kini tidak memiliki apapun. Rumah, mobil, motor, hingga butik disita. Kini ia mengungsi di rumah peninggalan orangtuanya di pinggiran Kota Hujan. Rumah lawas yang catnya sudah memudar dan mengelupas di sana-sini. Suami pun kini hanya tinggal status. Joni ada, tetapi terasa seperti tidak ada.

Uang bermiliar-miliar yang disebutkan Joni sebagai bonus ternyata uang sogokan dari salah satu nasabah bank di mana Joni bekerja. Mereka berkomplot melakukan manipulasi pinjaman hingga merugikan bank ratusan miliar. Kini semua yang terlibat dipenjara, termasuk Joni, si suami Rani.

"Ma, Nai kangen, Papa. Kapan kita jalan-jalan lagi? Kapan Papa bawakan Nai cokelat dan mainan lagi?" Tiba-tiba Naira yang terbaring di sebelah Rani ikut terbangun.

"Nanti ya sayang. Sekarang Nai doakan biar Papa segera pulang. Nai juga doakan biar Mama segera mendapat pekerjaan kembali biar bisa jemput Papa, biar kita bisa jalan-jalan lagi," jawab Rani dengan air mata tertahan.

"Nai pasti doakan, Ma. Lebih sering dibanding doa yang dulu, biar Allah cepat kembalikan Papa seperti dulu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun