Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mang Eman, Sosok Sederhana yang Rutin Berbagi

28 Mei 2019   10:03 Diperbarui: 28 Mei 2019   12:39 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mang Eman bersama istri dan ketiga buah hati. | Dokumentasi Pribadi

Namanya Eman Sulaeman. Saya biasa memanggilnya "Mang Eman". Beliau adalah adik dari ayah saya. Itulah mengapa saya memanggilnya"mang", kependekan dari kata "mamang". Sebutan khas Sunda bagi adik laki-laki dari orangtua kita.

Di antara semua saudara, baik dari ayah maupun ibu, beliaulah yang paling dekat. Hal tersebut dikarenakan, dulu saat ayah dan ibu saya terkena musibah. Beliau yang dengan tulus menolong kami dari kesulitan.

Ayah dan ibu saya dulu sempat membuka usaha furniture. Saat usaha mulai berkembang, tiba-tiba musibah datang. Usaha orangtua saya bangkrut karena ditipu.

Saat teman dan kerabat menjauh karena keluarga kami berada di titik tersulit, Mang Eman dan keluarga justru mengulurkan tangan untuk membantu. Beliau menyisihkan uang yang dimiliki agar keluarga kami tetap bisa makan. Padahal kondisi beliau pun jauh dari kata berkecukupan.

Tak Segan Membantu Siapapun yang Membutuhkan
Kebaikan yang ditebarkan Mang Eman tak pernah surut. Hingga kini beliau tetap menjadi andalan siapapun yang membutuhkan pertolongan. Tempat tinggal beliau yang sederhana di Sukabumi, Jawa Barat, kerap dijadikan tempat berkumpul keluarga, teman, dan tetangga.

Mang Eman. | Dokumentasi Pribadi
Mang Eman. | Dokumentasi Pribadi
Apalagi ia juga diberi sedikit kelebihan untuk menyembuhkan orang yang sakit, seperti terkilir, sakit pinggang, hingga sakit gigi. Terkadang juga dimintai tolong saat ada anak yang rewel karena kolik atau mau tumbuh gigi. Beliau bukan dukun, apalagi paranormal yang mengandalkan klenik.

Beliau biasanya memijit-mijit ringan orang yang sakit tersebut. Setelah itu diberi air minum yang sudah dibacakan ayat suci Al-Quran. Beliau juga tidak pernah meminta bayaran kepada orang yang ia tolong. Murni hanya membantu.

Apalagi mereka umumnya adalah keluarga dan tetangga. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, beliau mengandalkan hasil panen dari sawah yang ia kelola. Selain itu, dari hasil membantu tetangga-tetangga membangun rumah.

Meski hasilnya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Penghasilan yang beliau dapat kerap disisihkan untuk keluarga atau tetangga yang kurang mampu. Ia berprinsip, berbagi tidak hanya saat kita berlebih rezeki. Bila sudah niat, kapanpun bisa berbagi dengan menyisihkan rezeki yang kita dapat.

Taat Beribadah
Setiap muslim pasti berharap "menginjakkan kaki" di tanah suci. Begitu pula dengan Mang Eman. Namun kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan membuat beliau lebih fokus mendulang pahala dengan menebar banyak kebaikan ke orang sekitar.

Sumber: Tribunnews.com
Sumber: Tribunnews.com
Selain itu lebih taat menjalankan perintah Allah yang lebih mudah dan memungkinkan ia jalankan. Salah satunya adalah mengupayakan shalat berjamaah di masjid di awal waktu, rutin mengaji, atau mengikuti tilawah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun