Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Balada Parkir Mobil di Depan Rumah

7 Oktober 2017   14:03 Diperbarui: 7 Oktober 2017   15:49 7374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Spanduk imbauan. | Dokumentasi Pribadi

Memarkirkan kendaraan roda empat di depan rumah suatu hal yang umum di pemukiman kelas menengah Kota Batam, Kepulauan Riau.  Hal tersebut dikarenakan kota tersebut relatif aman dari kasus pencurian mobil. Sekeliling Batam yang berupa lautan luas, membuat pencuri enggan untuk mencuri mobil.

Dulu bahkan pencuri juga enggan mengambil kendaraan roda dua. Alhasil banyak motor yang diparkirkan begitu saja di depan rumah. Terkadang malah dengan kunci yang masih menggantung. Baru beberapa tahun ke belakang ini, marak pencurian motor, meski mungkin jumlahnya tidak sebanyak di kota-kota lain.

Selain merasa aman, para penduduk juga umumnya lebih memilih memarkirkan kendaraan mereka di depan rumah karena pemukiman mereka memiliki kontur tanah yang tidak rata. Setiap rumah yang dibangun, bila tidak lokasinya lebih tinggi dari jalan, pasti lebih rendah. Sehingga untuk membuat secara khusus sebuah garasi mobil memang memerlukan usaha ekstra. Bila tidak ditinggikan, tanahnya justru harus dikeruk agar rata dengan jalan.

Beberapa ada juga yang memang memiliki garasi, namun lebih memilih digunakan untuk keperluan lain. Ada yang direnovasi menjadi usaha bengkel rumahan, warung, hingga depot air minum. Sebagian tetap digunakan untuk memarkirkan mobil, namun karena memiliki kendaraan roda empat lebih dari satu, alhasil mobil yang lain tetap diparkir di depan rumah. Beberapa ada juga yang tertib, memarkirkan kendaraan di garasi yang mereka miliki.

Biasanya tidak ada masalah berarti terkait parkir-memarkir di depan rumah. Para pemilik kendaraan umumnya tahu dimana ia harus memarkirkan mobil tanpa mengganggu pengendara lain yang melintas. Meski demikian, namanya juga menggunakan fasilitas umum, ada beberapa hal yang dilakukan warga agar parkir di depan rumah tetap nyaman dan tidak menganggu aktivitas warga yang lain.

Mobil yang berderet di parkir di depan rumah. | Dokumentasi Pribadi
Mobil yang berderet di parkir di depan rumah. | Dokumentasi Pribadi
Membuat Imbauan hingga Menempelkan Peringatan di Kertas

Saat melintas di salah satu perumahan di Batamcentre, terlihat tulisan terkait imbauan parkir yang dicetak besar-besar "PARKIRKAN KENDARAAN DENGAN RAPI DAN TERTIB". Tulisan tersebut ditempelkan di salah satu pagar rumah warga. Harapannya, tentu saja agar pemilik kendaraan tidak memarkirkan kendaraan mereka seenaknya, sehingga mengganggu pemilik rumah atau bahkan pengendara lain yang melintas.

Meski jarang terjadi, terkadang memang suka ada pemilik kendaraan yang memarkirkan kendaraan seenaknya. Alhasil kendaraan lain tidak bisa melintas, atau bahkan si pemilik rumah tidak bisa memarkirkan kendaraannya karena terhalang. Padahal bila menggeserkan sedikit lagi kendaraannnya, bisa lebih nyaman. Namun saat ditegur, banyak alasan, salah satunya adalah hanya parkir sebentar saja. Padahal masa orang mau lewat atau parkir harus menunggu si pemilik kendaraan itu menyelesaikan hajatnya dulu.

Selain menempelkan spanduk imbauan, ternyata ada juga yang lebih asertif dengan menempelkan teguran di badan mobil. Saat melintas di salah satu perumahan di wilayah Sei Panas, ada satu mobil yang ditempeli kertas dengan tulisan lumayan besar "Jangan Parkir di Sini".

Entah karena tidak ada tempat parkir lain, atau merasa nyaman parkir di lokasi tersebut, meski ditegur berulang-ulang jangan parkir disana memang ada saja yang "ngeyel" tetap parkir. Contohnya dulu saat rumah kami sedang dibuat pagar dan halaman depan disemen, masih saja ada yang suka menumpang parkir.

Padahal kami sudah menegur secara baik-baik, bukannya tidak boleh menumpang parkir, namun tolong disana kan sedang banyak perkakas, semennya juga belum kering, mbok ya kalau mau numpang parkir lagi nanti saat semuanya sudah kembali normal. Alhasil karena sudah kadung kesal, di atas kendaraan tersebut akhirnya kami tumpuk batu bata beberapa biji. Esoknya, dia kapok dan tidak pernah parkir disana lagi. Jahat sih, tapi ampuh hehe.

Spanduk imbauan. | Dokumentasi Pribadi
Spanduk imbauan. | Dokumentasi Pribadi
Ada juga beberapa yang secara frontal menegur. Saya pernah melihat tetangga yang berbeda blok menegur salah satu pemilik kendaraan yang akan memarkirkan kendaraannya di depan rumah tetangga tersebut. "Nak apa? Nak numpang parkir? Jangan disini, parkir sana jauh-jauh." Setelah pengendara itu pergi, ia ngedumel sendiri, "Bukan jahat, tapi nanti pas kita nak parkir juga susah".

Nah kalau tetangga yang dekat rumah beda lagi. Ia sepertinya malas bila harus tarik urat dengan orang-orang yang suka menumpang parkir di depan rumahnya. Alhasil, sisa tanah didepan rumah yang bisa digunakan parkir untuk kendaraan roda empat, ia semen berumpak-umpak dan dibuat tiang bendera.

Ah, memang selalu ada cerita unik nan menarik terkait parkir-memarkir di depan rumah. Terkadang saya berpikir, apa sudah saatnya Batam juga menerapkan aturan agar setiap pemilik kendaraan wajib memiliki "rumah" untuk kendaraannya tersebut? Namun bagaimana dengan yang kost dan memiliki kendaraan?

Apalagi karena keterbatasan akses transportasi umum, banyak anak kost di Batam yang memiliki kendaraan roda empat. Masa harus sewa satu kamar dan satu garasi? Apalagi pemukiman tempat saya tinggal adalah wilayah kost-kostan. Bila diterapkan mungkin akan sedikit merepotkan, khususnya bagi si pemilik kost-kostan. Salam Kompasiana! (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun