Mohon tunggu...
Muhammad Zulfadli
Muhammad Zulfadli Mohon Tunggu... Lainnya - Catatan Ringan

Pemula

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Inggris Memasuki Era Kejayaan

7 Juli 2021   20:08 Diperbarui: 7 Juli 2021   20:12 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inggris kembali bertanding di Stadion Wembley, "Katedral sepak bola", untuk menghadapi Denmark di semifinal Piala Eropa 2020.

Membahas kekuatan faktual dari sisi teknis tentu sudah banyak dibedah karena bisa diukur dari beberapa pertandingan yang telah dijalani. Barangkali lebih menarik perhatian saya adalah sejarah sepak bola, dan juga persepsi tentang tim Inggris. Negara yang didukung banyak hal, sejarah panjang, kumpulan pemain kelas dunia, pelatih hebat, dan sebagainya.

****

Sesuatu yang istimewa sedang terjadi pada tim Inggris. Saat ini "Three Lions" penuh dengan karakter hebat, pemain bagus, dan pemimpin berpengalaman.

Manajer Gareth Southgate menghadirkan gairah dan suasana baru. Tim yang terorganisasi dengan baik dan menunjukkan semangat bertarung, dan punya ambisi juara yang sangat luar biasa. Southgate adalah pelatih hebat, tidak hanya urusan dalam meracik teknik, namun juga bagaimana cara pendekatan terhadap para pemainnya. Menanamkan fokus, kerja keras, konsisten, dan solidaritas.

Inggris menjelma tim dengan kolektivitas, pantang menyerah, dan tanpa rasa takut. Kebersamaan dalam waktu panjang membuat mereka menjadi satu hati, dan pikiran.

Kunci kesuksesan Inggris terletak pada pertahanan mereka yang sangat kuat. Duet bek tengah Jhon Stones dan Harry Maguire menjadi pondasi dalam permainan Inggris. Kestabilan dan konsistensi Jhon dan Harry dalam kecepatan dan membaca permainan lawan membuat gawang yang dikawal Jordan Pickford belum kebobolan dari lima pertandingan, terkokoh dari seluruh tim peserta.

Kekuatan utama Inggris adalah keseimbangan. Dua gelandang bertahan bertenaga kuda Kalvin Philips dan Declan Rice bertugas dengan baik menjaga keseimbangan sekaligus meredam serangan lawan. Duet Philips dan Rice selalu bisa merebut bola dan dengan cepat mendistribusikan kepada salah satu dari Mason Mount, Jack Grealish, Luke Saw, atau Rahem Sterling. Mereka punya kemampuan melihat celah di depan gawang lawan dan memberikan umpan akurat dari sektor sayap.

Inggris memulai turnamen dengan perlahan, dan meningkat di setiap pertandingan. Pendekatan pragmatis dengan strategi bertahan dan menyerang cepat. Setelah membuka skor, mereka segera menguncinya. Mereka mulai paham, lebih pengalaman, bagaimana menjalani pertandingan besar penuh tekanan, seperti yang kita saksikan saat membekap Jerman di babak 16 besar dan menghancurkan Ukraina di perempat final.

Inggris melangkah jauh dengan sangat meyakinkan, bukti determinasi, semangat, dan kualitas mereka. Hasil manis yang dibangun Southgate sejak 2016.

Sejak di tangan Southgate, ada beberapa momen sejarah. Pada malam tiga tahun lalu Inggris mengusir salah satu hantu masa lalu mereka dengan kemenangan adu pinalti atas Kolombia di babak 16 besar Piala Dunia 2018. Pekan silam mereka menciptakan tonggak sejarah besar, dengan kemenangan pertama atas Jerman di babak gugur sejak Piala Dunia 1966. Dan terakhir di Roma, Inggris menampilkan pertunjukan serba hebat melawan Ukraina, yang mengantarkan semifinal back-to-back pertama "Three Lions" sejak 1968.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun