Mohon tunggu...
Muhammad Zulfadli
Muhammad Zulfadli Mohon Tunggu... Lainnya - Catatan Ringan

Pemula

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jika Cerita Lama Runtuh dan Belum Ada Cerita Baru

7 Maret 2021   11:57 Diperbarui: 7 Maret 2021   12:09 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber: www.ynharari.com)

Setiap generasi membutuhkan jawaban baru, karena apa yang kita tahu dan tidak tahu terus berubah. Harari rupanya kecewa pada dunia akademis dewasa ini. Dunia akademis memberinya alat yang ampuh untuk mendekonstruksi semua mitos yang pernah dibuat manusia, tetapi itu tidak menawarkan jawaban yang memuaskan untuk pertanyaan besar tentang kehidupan. Sebaliknya, hal itu mendorong untuk fokus pada pertanyaan yang sempit dan lebih sempit.

Rasanya semua sepakat makna 'menjadi manusia' kemungkinan besar akan bermutasi tak liniar. Yang terpenting dari semuanya adalah kemampuan untuk menghadapi perubahan, untuk mempelajari hal-hal baru, dan untuk menjaga keseimbangan mental dalam situasi yang tidak biasa. Jangan mengharapkan kesempurnaan. Salah satu fiksi terbesar dari semuanya adalah menyangkal kompleksitas dunia, dan berpikir secara absolut tentang kemurnian murni versus kejahatan setan.

Trik untuk mengakhiri kecemasan kita, Harari menyarankan, adalah tidak berhenti khawatir dengan kerendahan hati. Itu untuk mengetahui hal-hal mana yang perlu dikhawatirkan, dan seberapa besar yang perlu dikhawatirkan. Seperti yang dia tulis dalam pembuka buku: "Apa tantangan terbesar dan perubahan terpenting saat ini? Apa yang harus kita perhatikan? Apa yang harus kita ajarkan kepada anak-anak kita? "

Kehidupan sekarang ini menurut menuntut perhatian penuh. Gagasan besar Harari adalah mengajak kita merenungkan. Bagaimana kita bertahan hidup di zaman kebingungan, ketika cerita-cerita lama runtuh, dan belum ada cerita baru yang muncul untuk menggantikannya?

Satu jawaban yang jelas adalah bahwa manusia adalah makhluk sosial, oleh karena itu kebahagiaan sangat bergantung pada hubungan kita dengan orang lain. Tanpa cinta, persahabatan, dan komunitas, siapa yang bisa bahagia? Jadi paling tidak, untuk menjadi bahagia kita perlu memperhatikan keluarga, teman, dan anggota komunitas.

Selamat berakhir pekan dan berbahagia, kawan-kawan Kompasiana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun