Mohon tunggu...
Muhammad Zulfadli
Muhammad Zulfadli Mohon Tunggu... Lainnya - Catatan Ringan

Pemula

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Bola Klasik: Spanyol Campeona Del Mundo 2010

11 Juli 2020   14:38 Diperbarui: 11 Juli 2020   14:32 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber: https://www.fifa.com/photos/galleries/spanish)

Dalam sejarah Piala Dunia, hanya ada delapan negara yang pernah menjadi pemenang. Spanyol bergabung melengkapi anggota eight club: Uruguay, Italia, Jerman, Brasil, Inggris, Argentina, dan Perancis. Kisah lengkap perjalanan kedelapan juara dunia tersebut dapat disimak di serial dokumenter Netflix berjudul Becoming Champions.

Spanyol menjuarai Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan pada 11 Juli 2010, tepat hari ini satu dekade silam.

****

Spanyol adalah bangsa sepak bola, di sana sepak bola hampir disamakan dengan festival.

Sepak bola Spanyol dapat dibagi menjadi dua babak besar. Kesatu, saat sepak bola Spanyol di bawah rezim Francisco Franco. Sepak bola dijadikan alat propaganda kediktatoran otoriter Franco yang berkuasa sejak 1936. Pada Piala Eropa edisia pertama 1960, Jenderal Franco melarang tim Spanyol bertanding melawan Uni Soviet di babak perempat final karena sentimen politik fasis. Spanyol kalah tanpa bertanding.

Empat tahun kemudian saat menjadi tuan rumah Piala Eropa 1964, Spanyol kembali berhadapan dengan Soviet di final, tak lagi melarang, Franco disebut-sebut menggunalan segala pengaruhnya, termasuk ia hadir langsung di Santiago Bernabeu-panggung utama karir politiknya, untuk membakar semangat skuat asuhan Jose Villalonga. Spanyol menang dan juara. Kemenangan politik Franco, tapi noktah hitam sepak bola dan Piala Eropa. 

Babak kedua tentu setelah Jenderal Franco wafat pada 1975. Spanyol tampil dengan wajah baru, selalu hadir di Piala Dunia namun selalu pula frustrasi dan menderita, termasuk saat menggelar Piala Dunia 1982 di negeri sendiri.

Mereka punya pemain-pemain sukses di klub Real Madrid, Barcelona, tapi terlihat tidak pernah cocok di tim nasional. Paling jauh langkah Spanyol adalah babak delapan besar, yang kemudian ada ungkapan tim yang menderita sindrom perempat final, telah tertanam di benak skuat. Mengapa mereka selalu tak bisa menang ?

Pundit dan Jurnalis Spanyol di serial Becoming Champions berjudul Spanyol, Metamorfosis, menjelaskan bahwa sepak bola Spanyol berutang banyak pada Belanda, pada Johan Cruyff yang merevolusi gaya dan pendekatan pemain Spanyol, terutama klub Barcelona pada periode kepelatihan 1988-1996. Ada warisan Cruyff yang nilainya melebihi trofi-trofi yang diraih Barcelona, yakni filosofis dan identitas.

Permainan agresif dan menyerang. Tak hanya menekankan soal kemenangan, tapi juga cara meraihnya. Cruyff tak ingin menang dengan cara biasa-biasa saja, melainkan ingin kemenangan dengan gaya bermain indah dan menghibur. Ia tak ingin menghianati penonton.

Paling kentara dari pendekatan Cruyff adalah tak lagi mengandalkan pemain dengan postur tinggi dan kuat, tapi anak-anak muda dengan kecerdikan, teknik, dan kemampuan untuk mengatur permainan. Pertama di Barcelona, kemudian tim lain mencoba mengikuti, maka La-Liga tak pernah lagi sama sejak Cruyff datang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun