Mohon tunggu...
Muhammad Zulfadli
Muhammad Zulfadli Mohon Tunggu... Lainnya - Catatan Ringan

Pemula

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Athlete A", Kemenangan Para Penyintas Kejahatan Seksual

26 Juni 2020   15:52 Diperbarui: 28 Juni 2020   14:22 1070
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Athelete A, sumber via netflix.com

Judul Ahtlete A merujuk pada anonim Maggie Nichols, mantan pesenam elite yang pada saat berusia 15 dilecehkan oleh Nassar di sebuah kamp senam AS jelang pengumuman Tiim AS ke Olimpiade Rio 2016.

Maggie yang kemampuannya hanya kalah dari Simon Biles justru tersingkir dari top-5, bahkan ia terlempar dari tiga cadangan. Maggie menduga ia tercore karena sebelum pengumuman itu, ia melaporkan kejahatan Nassar pada Kepala Kamp dan Presiden USAG pada musim panas 2015.

Alih-alih perilaku kriminal yang dilaporkan ke penegak hukum, USAG melakukan investigasi internal untuk melindungi Nassar, mengingat Nassar merupakan orang 'penting' dalam proyek memenangkan medali dan kucuran uang sponsor saat reputasi USAG sedang berjaya.

Rupanya sebelum Maggie, yang kini berusia 22, beberapa penyintas sudah melapor namun mereka dibuat yakin bahwa apa yang diperbuat Nassar adalah prosedur medis umum, bukan pelecehan seksual. Mereka diminta tidak mempermasalahkan karena itu hal 'biasa'. Lalu mereka kembali dengan rasa takut, intimidasi, dan kebungkaman. Kembali ke Kamp untuk dilecehkan lagi.

Gugatan Maggie pada akhirnya sampai di meja redaksi Indianapolis Star, yang memutuskan melakukan investigasi fedofilia terbesar yang pernah terungkap. Menurut Indianapolis Star, laporan Maggie yang kandas berjarak 15 bulan dengan artikel pertama Indianapolis Star pada 2016. Dan selama itu Nassar terus memeriksa atlet dan melecehkan puluhan perempuan.

Artikel tersebut yang menjadi pembuka tabir kejahatan yang disembunyikan sangat lama. Para korban Nassar yang puluhan tahun bungkam dan berdiam di rumah memilih keluar untuk menjadi penyintas kejahatan seksual. Mereka menghubungi Indianapolis Star dan lantang bersuara menceritakan pengalaman traumatis.

Nassar sempat bermohon kepada redaksi Indianapolis Star untuk tidak mempublishnya, karena ia mengaku orang penting dan telah berkontribusi banyak pada prestasi Senam AS di Olimpiade dan Kejuaraan Dunia.

Namun Indianapolis Star bergeming, lebih penting mengasihani para korban dan para penyintas yang jumlahnya ratusan daripada mengasihani pelaku kejahatan seksual seperti Nassar. Saat bukti telah cukup, Polisi kemudian menangkap Nassar, dan menemukan 37 ribu gambar pornografi anak di komputernya.

Pada Februari 2017 perkara Nassar maju ke persidangan, babak beracara di ruang sidang yang saya senangi karena argumentasi-argumnetasi hukum yang logis dan kuat dari penyintas, penyidik, penuntut, pengacara, dan hakim.

Selain kisah Maggie, ada juga cerita penyintas mantan pesenam Rachel Denhollander dan Jane Dantizscher. Rachel dan Dantizscher menjadi motor bagi puluhan korban yang hadir di persidangan dengan berani mengklaim bahwa sekarang mereka penyintas bukan lagi korban, mereka punya kuasa sekarang. Pada saatnya Nassar, ayah tiga anak dijatuhi hukuman total 360 tahun di penjara Michigan pada 2018.

Nassar bukan hanya kisah seorang dokter yang menyalahgunakan posisinya, betapapun mengerikannya dia. Ini juga merupakan kisah kegagalan institusional. Indianapolis Star ingin membuktikan bahwa ini tidak berhenti di Nassar. Melainkan USAG harus bertanggung jawab, karena sebagai Organisasi yang tak memedulikan dan melindungi anak-anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun