Mohon tunggu...
Muhammad Zulfadli
Muhammad Zulfadli Mohon Tunggu... Lainnya - Catatan Ringan

Pemula

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Setelah Menonton "Schindler's List"

2 Juni 2020   11:20 Diperbarui: 2 Juni 2020   11:16 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber www.imdb.com)

Saya senang drama latar belakang sejarah. Selain menarik dari cerita, film sejarah memberikan wawasan edukatif, perspektif, dan imajinasi terliar. Saya yakin sedikit-banyak peristiwa (film) sejarah yang kita tonton berpengaruh pada kehidupan yang kita jalani saat ini.

Tiga hari lalu saya menonton kembali film kamera hitam-putih berjudul Schindler's List di saluran digital Netflix. Dari penelusuran, film ini tidak pernah mendapat izin tayang di Indonesia karena dituding alat propaganda.

Ada banyak film tentang Holocaust, dan Schindler's List satu yang terbaik. Disutradarai Steven Spielberg pada 1993, berdasarkan novel Schindler's Ark karya Thomas Keneally yang terbit pada 1982. Maha karya yang mengantar Spielberg memenangkan tujuh trofi Academy Awards 1994, termasuk Best Picture dan Best Director. Film ini disebut-sebut sebagai 10 film paling berpengaruh yang pernah dibuat.

Bercerita tentang Oskar Schindler (Liam Neelson), pengusaha Katolik Jerman dan anggota partai Nazi, yang tak terduga menyelamatkan sekitar 1200 kaum Yahudi di Krakow dari eksekusi kamar gas di Auschwitz.

Schindler bukan pahlawan sebagaimana yang kita pahami. Ia perokok berat, suka mabuk, dan magnet bagi semua perempuan yang bertemu dengannya, ia pengusaha yang suka menyuap rezim berkuasa demi memuluskan bisnisnya.

Di tengah invasi tentara Nazi Jerman di Krakow pada 1939, Schindler mendirikan Deutsche Emailwaren Fabrik (DEF), pabrik yang memproduksi peralatan dapur dan rumah tangga. DEF juga membuat peluru, tapi keuntungan amunisi tak sebesar laba panci, semata-mata aspek politis saat perang.

Schindler pengusaha yang jeli dan sedikit licik sebenarnya. Mulanya ia mengeksploitasi tenaga kerja Yahudi dengan upah rendah. DEF sukses menghasilkan keuntungan besar, yang ia gunakan untuk menggelar pesta-pesta, baik untuk dirinya maupun pejabat tentara SS. Singkatnya ia kaya justru pada saat perang. 

Namun tanpa diduga buruh pekerjanya terselamatkan karena pabriknya adalah tempat berlindung dari kekejaman Nazi. Ia menyaksikan langsung kengerian pembantaian warga Yahudi di Kamp Palskozw, mengubah hatinya menjadi lebih peduli. Tiap hari ia melihat tentara SS di bawah komandan kamp bernama Amon Goeth membantai warga Yahudi dengan cara paling biadab. 

Amon Goeth yang diperankan Ralph Fiennes, benar-benar mempertontonkan karakter penjahat yang luar biasa jahanam. Dia kapten pencabut nyawa orang Yahudi. Di villa ia suka makanan enak, minum anggur nikmat sambil dimanikur-dan-pedikur, kemudian ia berjalan ke balkon dengan mengokang senapan, mengkeker dan menembak budak Yahudi yang lamban dalam bekerja, tanpa peringatan.

Satu waktu lagi, Kapten Goeth membariskan semua orang dari satu barak karena ada satu anggota barak tersebut hilang. Ia enteng saja menembak sebelah kirinya, lalu sebelah kanan, dan sampai 25 lima orang Yahudi ia bunuh dalam satu kesempatan. Paling tidak terbayangkan bagaimana aksi Kapten Goeth membakar massal manusia dalam satu liang raksasa, kemudian ia berkata kepada Schindler ia seperti kurang kerjaan melakukan itu. Begitu dingin dan keji. Di kamp Plazkow Goeth dan anak buahnya membunuh 50 hingga 80 ribu orang Yahudi.

Genosida Yahudi di Krakow dan situasi perang pada musim panas 1944, membuat Schindler berniat memindahkan pabriknya beserta seluruh pekerjanya dari Krakow ke Brunnlitz, di tempat yang sekarang menjadi Republik Ceko. Tentu proses pindah itu tak mudah dan mesti mendapat izin dari pimpinan tentara SS. Maka untuk memuluskan ia menyogok jumlah uang yang sangat besar dan konon mengirim perempuan penghibur, untuk mendapatkan tawanan-tawanan Yahudi yang dipekerjakan sebagai pekerja di pabriknya. Upaya yang telah ia lakukan selama berbisnis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun