Mohon tunggu...
Andi Kurniawan
Andi Kurniawan Mohon Tunggu... Pejalan sunyi -

penjelajah hari, penjelajah hati

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pak Jokowi, Kenapa Semua Jadi Begitu Teknis?

3 Desember 2014   15:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:09 1868
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setiap presiden memang memiliki gaya tersendiri, namun satu yang dapat ditarik garis merahnya adalah mereka memiliki pandangan ideologis yang cukup jelas, dan biasanya kemudian diimplementasikan dalam dokumen-dokumen kebijakan. Meski demikian, terdapat variasi yang cukup signifikan antar individu dalam mengimplementasikan ideologi yang dimilikinya. Presiden Soekarno misalnya, sepertinya memiliki cara pandang Indonesia sebagai salah satu mercusuar dunia, yang kemudian diimplementasikannya dengan aktif berperan dalam percaturan dunia, bahkan tak segan-segan keluar dari PBB dan membentuk poros lain bersama China.

Pak Harto lebih mengedepankan ideologi pembangunan, sehingga terkesan adem-ayem dan sangat teliti dan teratur dalam perencanaan, seperti terimplementasi dalam Repelita, lengkap dengan dukungan stabilitas keamanan yang dijaga. Pak Habibie, walaupun hanya memerintah dalam waktu singkat, sepertinya mengambil banyak kebijakan strategis, seperti referendum Tim-tim, penyelenggaraan pemilu yang dipercepat dan sebagainya. Secara jujur harus diakui, beliau bukan hanya sekedar teknolog dan teknokrat, namun memiliki jiwa kenegarawanan yang patut dihargai.

Gus Dur, dengan latar belakang aktifis keagamaan dan demokrasi, membawa ideologi demokrasi semakin kental diimplementasikan seperti pembebasan tapol, walaupun akhirnya harus tersungkur karena ideologi yang dianutnya sendiri. Sekilas mungkin nasibnya mirip dengan Bung Karno yang terjungkal oleh anak buah dan kawan seiring. Bu Mega, secara garis besar dapat ditangkap ideologi kebangsaan yang sering kali digaungkan, walaupun saya kurang mampu menangkap prestasi yang dapat di-highlight pada masa pemerintahannya. Pak SBY, selama 2 periode sebenarnya mirip dengan periode Pak Harto yang cukup rapi menyusun perencanaan, lengkap dengan kelengkapan aparatur yang sak hohah (gemuk). Walaupun jujur, saya juga agak kurang mampu memberi highlight prestasi beliau pada masa ini.

Pelajaran dari periode sebelumnya, menurut saya, diperlukan pikiran besar, yang kemudian diimplementasikan dalam tindakan besar agar mampu menohok memori tentang prestasi sebuah era. Pada masa pemerintah Jokowi kali ini, mungkin karena baru seumur jagung, terus terang, saya belum bisa menangkap apa pikiran besar yang akan membawa Kabinet Kerja ini untuk bekerja. Yang teriang-iang saat ini malahan singkong, hotel, pembakaran kapal... tapi ideologi apa yang mendasari tindakan itu, saya belum bisa menangkap dengan jelas. Tapi gak papa, waktu perjalanan pemerintahan ini sebenarnya masing cukup panjang. Satu yang perlu diingat adalah, presiden Indonesia ini terlalu besar untuk sekedar mengurusi masalah-masalah teknis, yang mungkin hingga akhir jabatan nanti gak akan pernah habis. Belum terlambat buat Pak Presiden untuk berpikir dan bertindak besar, karena kita juga bangsa yang (Insya Allah) besar. Gitu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun