Mohon tunggu...
Andi Kurniawan
Andi Kurniawan Mohon Tunggu... Pejalan sunyi -

penjelajah hari, penjelajah hati

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengamati Ekspresi Cinta di Hari Valentine

15 Februari 2015   04:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:10 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hari Valentine dirayakan oleh sebagian masyarakat kita sebagai momentum untuk mengekspresikan kasih sayang. Banyak orang yang akhirnya merasa perlu mengekspresikan momentum itu untuk menyampaikan rasa cintanya pada pasangan, baik kekasih maupun suami/istri. Walaupun banyak orang yang menyatakan kasih sayang paa hari valentine bisa diekspresikan lebih luas lagi kepada orang tua, anak dan saudara, namun tidak dapat dimungkiri, ekspresi cinta kepada pasangan merupakan ekspresi yang dominan. Seringkali juga, terasa agak rancu, apakah yang dimaksud adalah ekspresi cinta atau nafsu? Ini dapat diamati, dengan meningkatnya penjualan alat kontrasepsi, maupun maraknya penjualan paket hadiah berupa coklat, bunga dengan dibumbui alat kontrasepsi. Ya, cinta dan nafsu mungkin hanya sebatas tipis, dan hari kasih sayang ini mungkin menjadi kesempatan untuk mengeksploitasi.

Yang ingin saya soroti bukan soal apakah motivasi merayakan hari kasih sayang ini, apakah cinta atau nafsu, yang sangat dengan mudah dimanipulasi, karena siapa yang tahu dengan lubuk hati seseorang. Juga bukan kontroversi yang menyangkut pemahaman keagamaan, karena hal itu bukan merupakan kompetensi saya. Yang ingin saya sampaikan hanya amatan mengenai bagaimana orang-orang yang merasa perlu merayakan valentine itu mengekspresikan rasa cintanya. Saya ingin memulainya dengan referensi pendapat seorang seniman dan selebritis Indonesia mengenai hari valentine.

Dahulu, entah sudah berapa puluh tahun lalu, saya pernah membaca sebuah berita, saya lupa apakah majalah remaja atau berita yang serius, yang memberitakan bagaimana Addie MS dan Memes, yang ketika itu juga masih muda, menyatakan bahwa mereka merasa jengah untuk berekspresi macam-macam pada hari valentine. Saya masih ingat betul bagaimana Addie MS menyatakan bagaimana lucunya mereka mengamati orang-orang yang menurut mereka sok romantis, sok menjadi sangat sayang kepada pasangan. Ekspresi yang menurut mereka 'aneh' dan 'lucu'.

Dan siang tadi, ketika mengantar istri dan anak-anak belanja di toko pecah belah (acara valentine yang gak romantis banget ya hehe), saya kebagian menunggu di mobil karena hari hujan dan anak-anak dilarang ikut sama mamanya. Di depan saya ada pasangan kekasih, saya yakin bukan suami istri, tampak dari chemistry yang rasanya belum menyatu dan berjarak. Namun lucunya, mungkin karena lagi hari valentine, mereka tampak mencoba memesra-mesrakan diri, sesuatu yang rasanya menjadi hambar dan cemplang kata orang Jawa. Rasanya ada yang salah dan tidak seharusnya. Saya yang didepan mereka akhirnya merasa risi, dan mematikan wiper agar anak-anak juga tidak melihat adegan yang cemplang itu.

Saya pribadi seratus persen setuju pendapat Mas Addie MS dan istri. Mengekspresikan kasih sayang haruslah berasal dari lubuk hati terdalam. Walaupun itu dapat dipicu oleh momentum yang berasal dari luar, namun ketika hati tidak ikut bicara, maka ekspresi yang terjadi adalah kehambaran dan keanehan. Biarlah cinta itu bicara sendiri, dari dalam hati, dengan ekspresinya yang paling jujur. Siapapun yang menggunakan hati pasti akan bisa merasakan, apakah dia dicintai atau tidak, meskipun pada hari valentine dia mungkin tetap ngantor seperti biasa, mengantar anak-anak les renang seperti biasa dan hanya sempat mengantar istri belanja kebutuhan sehari-hari. Simpel, cinta sesimpel itu. Menurutku.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun