Mohon tunggu...
Andi Kurniawan
Andi Kurniawan Mohon Tunggu... Pejalan sunyi -

penjelajah hari, penjelajah hati

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Anda Telat Bulan, Hubungi Kami!

9 April 2015   13:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:20 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_408925" align="aligncenter" width="600" caption="Ilustrasi/Tribunnews.com"][/caption]

Sekilas, tidak ada yang salah dengan foto di sebuah simpang lampu merah berikut, coba simak:

[caption id="attachment_377628" align="aligncenter" width="300" caption="Lampu merah sebuah simpang di Yogya"]

14285575661388331688
14285575661388331688
[/caption]

Adakah yang aneh? Sekilas mungkin tidak. Namun sebenarnya ada sesuatu yang menggelitik di sana, yaitu sebuah kertas putih kecil memanjang yang ditempelkan pada tiang lampu merah berwarna kuning itu. Coba kita zoom tulisan itu dalam gambar berikut:

[caption id="attachment_377629" align="aligncenter" width="226" caption="Ada sesuatu di sana "]

14285577351540785169
14285577351540785169
[/caption]

Ada deretan angka-angka di sana, seperti nomor telepon, walaupun salah satunya tidak komplit karena memang sudah rusak mungkin terkena panas dan hujan. Sementara satunya yang bagian atas memang sengaja saja hilangkan beberapa digit angka belakangnya, takut nanti dimanfaatkan oleh mereka yang berkepentingan :) Mengapakah harus dihilangkan? Karena deretan angka tersebut merupakan nomor telepon 'bantuan bagi mereka yang terlambat bulan'. Lho, bukankah itu bagus, sebuah kepedulian pada kesehatan reproduksi wanita? Tentu tidak senaif itu pengertian yang terkandung di dalamnya.

Saya yakin pembaca sudah mulai paham apa yang dimaksud. Ya, tulisan di lampu merah itu adalah iklan untuk melakukan aborsi! Memprihatinkan memang. Di Kompasiana sudah pernah ditulis mengenai fenomena mengenai seks bebas khususnya pada kalangan muda di Yogya dan juga kota-kota lainnya (dapat dibaca pada tulisan ini dan ini). Implikasi dari fenomena tersebut salah satunya adalah kehamilan yang tidak diharapkan. Dan aborsi adalah satu pilihan paling logis bagi anak-anak muda yang belum siap secara mental dan material untuk menghidupi seorang anak yang lahir dari hubungan tidak sah itu. Kehadiran tempat-tempat aborsi menjadi jawaban atas kebutuhan tersebut, baik yang ditangani secara modern berkedok klinik maupun tradisional oleh dukun beranak seperti yang kasusnya sering muncul di media massa.

Parahnya lagi, di internet kita juga dengan mudah menemukan iklan-iklan serupa, seperti yang tercapture dalam hasil pencarian di Google berikut:

[caption id="attachment_377631" align="aligncenter" width="585" caption="Informasi tempat aborsi yang berjibun di internet"]

1428558991887777174
1428558991887777174
[/caption]

Apabila kita klik tampilan tautan tersebut, maka kita akan menemukan bahwa tawaran itu bukanlah main-main, sebagaimana tampilan-tampilan berikut:

[caption id="attachment_377632" align="aligncenter" width="592" caption="Terang-terangan menawarkan aborsi"]

14285590312050529855
14285590312050529855
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun