Mohon tunggu...
Thomas Crow
Thomas Crow Mohon Tunggu... -

seorang penegak hukum, pembunuh, pernah berkali-kali masuk penjara dan berkali-kali melarikan diri. Hadir di kompasiana untuk membagi pengalaman tentang cara membunuh, melarikan diri dari penjara dan menegakkan hukum dengan cara ku sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Membunuh Saat Korban Bercinta

17 Desember 2010   03:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:39 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

-X------03.file---------------------------------------------

23 Oktober1997

Hujan di bulan oktober—aku berada dalam mobil, melepaskan kaca mata ku dan menyimpannya didalam kotak kecil yang ada disamping ku. Memakai sarung tangan karet, menyelipkan payung kecil kedalam rompi panjang yang aku kenakan, melepas sepatu dan memakai sepasang sepatu bot yang terbuat dari karet dan agak besar.

Berdiam sejenak menatap kearah pistol yang lumayan cukup berat dan panjang karena sudah dipasang peredam suara. FN Herstal FNP. Aku tersenym.

Aku keluar dari mobil berjalan perlahan menyebrang jalan dan berdiri kaku didepan pintu yang terkunci. Ku gunakan kunci cungkil* untuk membuka pintu—hanya beberapa menit pintu sudah terbuka, aku melangkah perlahan, ruangan gelap, aku menuju kesebuah kamar yang masih terlihat terang dengan pintu kamar yang terbuka lebar.

Aku berhenti didepan pintu yang terbuka lebar, menatap kearah perempuan dan laki-laki yang sedang bercinta—mereka terlalu asik sehingga tidak menyadari keberadaan ku.

Pistol ku arah kan pada mereka—desahan mereka terdengar menjijikkan. “semoga dosa kalian diampuni Tuhan”. Ucap ku tegas

Laki-laki tadi berpaling danterkejut melihat aku menodongkan pistol pada mereka, perempuan tadi ketakutan. Ku keluarkan sebuah payuung kecil transparan dari dalam rompi panjang ku—ku buka lalu kumasukan tangan ku kedalam lubang yang sudah ku buat di bagian tengah payung. “saat kau mati ingatlah dosa mu”. Dorrrrrrrrrrrrrrrrrrrr.

Darah menyembur—peluru menembus kepala laki-laki tadi dan juga pasangannya, mereka mati dalam posis saling menindih. Aku tersenyum lalu menutup payung tadi.megeluarkan sebuah saputangan dan membungkus pistol yang masih hangat.

Beberapa menit kemudian aku kembali kemobil dengan payung yang berlubang melindungi ku dari hujan—aku pulang dengan tenang dengan sejuta senyuman puas.#

21 Oktober1997

Aku mengambil sebuah bungkusan colat dari dalam kotak surat ku, duduk di depan meja sambil mempelajari berkas-berkas yang baru saja ku dapat.

Nama : Wisner Frisco

Jenis kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Jaksa

Alamat : (maaf aku tutupi)

Kesalahan :

- Sering kali melakukan pembelaan terhadap yang salah, melakukan berbagai cara untuk mendapatkan kemenangan dalam persidangan.

- lima kali membunuh saksi dalam beberapa persidangan dengan cara : meracuni, menembak langsung, menggantung seolah bunuh diri, membakarnya hidup-hidup dan menangkap lalu menenggelamkannya di tengah laut.

- melakukan perselingkuhan dengan sekertarisnya.

- memiliki rumah makan siap saji yang sebenarnya merupakan tempat penyeludupan ganja dan heroin.

Kebiasaan :

Setelah pulang dari kantornya setiap hari senin dan kamis dia mempir di panti pijat, setiap hari selasa dan minggu dia pagi hari dia akan berolahraga, setiap malam sebelum pulang kerumah dia akan mampir di rumah sekertarisnya dan bercinta dengan mesra.

---

Ada beberapa hal yang harus kalian lakukan jika anda ingin membunuh :

- Kenali siapa saja yang dekat dengan korban

- Pelajari pekerjaan korban dan seberapa lama waktu yang dihabiskannya untuk bekerja

- Pelajari kebiasaan yang sering dilakukan oleh korban (rutinitas)

- Persiapkan segala perlengkapan yang anda ingin gunakan untuk membunuh korban.

- Buat lah rencana sematang mungkin dengan data yang telah anda dapatkan dan jangan lupa untuk memikirkan bagaimana caranya agar tindakan anda ini tidak tercium oleh pihak yang berwajib (setiap orang selalu memiliki caranya masing-masing).

-X----------------------------------------------------

Kompasiana, Desember 2010

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun