Mohon tunggu...
Rizka Alifah
Rizka Alifah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Alasan Mengapa Generasi Milenial Sangat Konsumtif

20 April 2018   14:51 Diperbarui: 20 April 2018   15:36 1428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Generasi milenial atau yang biasa juga disebut sebagai Generasi Y ini sering dinilai sebagai generasi yang kreatif dan sangat berani melakukan hal-hal yang beresiko tinggi. Selain itu, generasi milenial ini juga dinilai memiliki ide-ide atau wawasan yang luas dan menarik, serta memiliki karakter yang sangat produktif.

Namun, di samping hal-hal positif tersebut, generasi milenial juga kerap dinilai sangat konsumtif. Dilansir dari CNNIndonesia, menurut Ben Soebiakto seorang pengamat pakar digital lifestyle, generasi milenial dikenal sangat konsumtif karena pengaruh budaya digital dan seringnya menggunakan internet.

Lihat saja, hampir semua orang di zaman ini tidak ada yang tidak mengenal internet. Semuanya membutuhkan internet. Bahkan, di angkutan umum tak jarang ditemui orang-orang yang sibuk dengan ponsel atau gawainya.

Ben Soebiakto juga mengatakan bahwa internet sudah mengambil peran yang penting bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Bahkan, jumlah penggunaan internet masyarakat Indonesia sudah menembus angka 50 persen dari total jumlah penduduk Indonesia.

Sebanyak 143,26 orang dari 262 juta jiwa diperkirakan sudah menggunakan internet. Dan 49 persen di antaranya adalah generasi milenial atau generasi Y.

Internet dipakai bukan hanya sebagai alat untuk komunikasi atau mencari informasi, tapi juga sebagai alat transaksi yang memudahkan generasi milenial ini untuk belanja pakaian, belanja kebutuhan sehari-hari, membeli makanan, jalan-jalan, hingga membayar transportasi umum.

Hal ini tentunya memiliki dampak positif berlebih salah satunya pergerakan konsumsi generasi milenial sangat cepat karena mudahnya bertransaksi dengan internet, hal ini menghilangkan berbagai kendala saat bertransaksi secara fisik, seperti waktu dan tenaga yang dibutuhkan untuk melihat-lihat barang di mall atau pasar.

Selain itu, internet juga memberikan akses terhadap pasar yang lebih luas, barang apa saja dijual di internet. Mulai dari kebutuhan sandang, pangan, dan papan semua lengakp di jual di internet.

Tetapi di sisi lain, budaya digital yang mudahnya bertransaksi ini membuat generasi milenial menjadi sangat konsumtif. Tentunya sifat konsumtif ini dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Faktor pertama yang mempengaruhi generasi milenial sangat konsumtif adalah pengaruh konten media sosial. Anak generasi milenial tak jarang juga dinilai sebagai generasi yang 'pengen gaul'. Jika anak tersebut melihat sesuatu yang sedang gencar-gencarnya, seperti misalnya fidget spinner, maka timbul keinginan anak tersebut untuk memiliki fidget spinner seperti apa yang ia lihat di media sosial.

Selain mudah dipengaruhi oleh apa yang ada di media sosial, generasi milenial juga kerap mengikuti teman-temannya. Misalnya teman-temannya memiliki barang baru yang bagus, secara tidak sadar anak yang lain akan punya keinginan untuk memiliki apa yang temannya punya.

Namun, bukan berarti sifat tersebut dimiliki oleh semua generasi milenial. Menurut Ben, kategori usia yang paling konsumtif adalah kategori first jobber atau orang-orang yang saat ini berusia 20-an dan baru pertama kali memiliki pekerjaan.

Hal tersebut disebabkan kerena mereka yang berada di usia tersebut baru mendapatkan pendapatan dari jerih payahnya sendiri dan masih bisa digunakan untuk keperluan atau keinginan dirinya sendiri.

Dengan kondisi ekonomi negara Indonesia yang tertinggal dari negara tetangga, alangkah lebih baiknya generasi milenial lebih konsumtif terhadap barang-barang buatan Indonesia. Bisa saja misalnya batik dijadikan tren saat ini sehingga pengusaha-pengusaha dalam negeri dapat memajukan usahanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun