Mohon tunggu...
Cristina Elysabeth
Cristina Elysabeth Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Never stop learning because life never stops teaching!

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pandemi Covid-19 Picu Kesehatan Mental pada Remaja

25 Agustus 2021   15:29 Diperbarui: 25 Agustus 2021   15:38 1435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrtasi Orang Depresi | Source: lingkarpng.com

Health is not simply the absence of sickness. - Hannah Green

Mental dalam arti khusus adalah suatu kemampuan menyesuaikan diri yang serius sifatnya yang mengakibatkan kemampuan tertentu dan pencapaian tertentu (Kamus Psikologi I). Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kesehatan mental adalah keadaan sejahtera di mana setiap individu bisa mewujudkan potensi mereka sendiri. Artinya, mereka dapat mengatasi tekanan kehidupan yang normal, dapat berfungsi secara produktif dan bermanfaat, dan mampu memberikan kontribusi kepada komunitas mereka. Kesehatan mental yang baik adalah kondisi ketika batin kita berada dalam keadaan tentram dan tenang, sehingga memungkinkan kita untuk menikmati kehidupan sehari-hari dan menghargai orang lain di sekitar.

Untuk menjaga kesehatan mental, perlu pentingnya sikap resiliensi yakni proses untuk beradaptasi dalam menghadapi kesulitan, trauma, tragedi, ancaman atau sumber stres lainnya yang signifikan. Dengan sikap tersebut, sesorang akan mampu bangkit kembali dan dapat mengatasi kesulitan secara efektif; lentur tetapi tidak patah di bawah tekanan ekstrim; menangani kesulitan, bertahan, dan beradaptasi bahkan ketika ada yang salah atau tidak berjalan sebagaimana mestinya; serta membuat individu menjadi tidak terlalu rentan terhadap stres dan mempersiapkan diri untuk tantangan masa depan. Kesehatan mental yang sehat dan positif menjadi hal yang penting untuk dimiliki karena itu menjadikan seseorang untuk bekerja secara produktif. Ini termasuk memberikan kontribusi yang berarti bagi lingkungan sekitar remaja/anak, dan kesehan mental juga dapat berkontribusi aktif dalam mewujudkan potensi kita sepenuhnya dan memiliki kemampuan untuk mengatasi tekanan hidup. Pentingnya kesehatan mental yang dikatakan oleh World Health Organization (WHO) melalui definisi kesehatan mereka yang menyatakan: "Kesehatan adalah keadaan fisik, mental, dan sosial yang lengkap dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan".

Kesehatan mental memegang peranan penting dalam diri remaja, di mana merupakan fase peralihan dari anak menuju dewasa sehingga terjadi banyak perubahan. Mulai dari perubahan secara fisik, hormonal, kognitif atau kecerdasan, emosi dan perilaku. Dalam proses transisi tersebut, remaja biasanya dinilai sebagai kelompok usia sehat. Menurut Dr. Carol Rockhill, seorang psikiater di Rumah Sakit Seattle dan Profesor di Fakultas Kedokteran Universitas Washington, kesehatan mental remaja sangat penting, karena masa remaja adalah masa proses perkembangan menuju dewasa, dimana masih ada tahap dan tugas perkembangan yang perlu dilalui.

Perlu dipahami, gangguan kesehatan mental sebenarnya suatu kondisi yang umum terjadi. Jika dijelaskan secara medis, gangguan kesehatan mental terjadi ketika keseimbangan kimiawi di otak terganggu. Akibatnya, terjadilah gangguan pada cara berpikir, bertindak, dan merasakan sesuatu, serta cara memandang segala sesuatu dalam kehidupan. Lantas, bagaimana cara mengenali seseorang yang mengalami gangguan kesehatan mental? Yaitu dengan mengetahui ciri-ciri seseorang yang mengalami gangguan kesehatan mental. Secara umum, berikut ini ciri-ciri seseorang mengalami gangguan kesehatan mental:

  • Merasa sedih berkepanjangan, kadang tanpa sebab yang jelas.
  • Mati rasa atau tak peduli dengan lingkungan sekitar.
  • Merasa lelah yang signifikan, tidak berenergi, dan mengalami masalah tidur.
  • Sering marah berlebihan dan sangat sensitif.
  • Merasa putus asa dan tak berdaya.
  • Sering merasa bingung, khawatir, atau takut.
  • Memiliki pengalaman buruk yang tidak bisa dilupakan.
  • Mengalami delusi, paranoia, atau halusinasi.
  • Merasa sulit untuk berkonsentrasi.
  • Merasa takut atau khawatir berlebihan, atau dihantui perasaan bersalah.
  • Perubahan suasana hati yang drastis.
  • Cenderung menarik diri dari lingkungan sosial.
  • Tidak mampu mengatasi stres atau masalah sehari-hari.
  • Memiliki pikiran untuk bunuh diri.

Pandemi Covid-19 yang diikuti kebijakan dengan pembatasan berbagai aktivitas, menjadi salah satu penyebab remaja rentan mengalami gangguan. Pada masa remaja, kebutuhan interaksi untuk saling sharing atau melakukan kegiatan bersama merupakan kebutuhan, tapi hal itu pun dibatasi. Padahal kegiatan bersama menjadi faktor dalam membentuk kesehatan mental remaja seperti kematangan dan pertumbuhan, ingatan terhadap suatu obyek, kemampuan untuk menilai realitas secara tepat, dan hati nurani belum berkembang. Kebijakan penanggulangan penyebaran Covid-19 di Indonesia berpotensi memicu anxiety (gangguan kecemasan), depresi, dan stress di masyarakat. Hal lain yang bisa memicu anxiety, depresi dan stress pada masyarakat di saat pandemi adalah peredaran hoax atau berita bohong. Penyebaran informasi tidak benar atau hoax serta asumsi-asumsi adanya teori konspirasi juga dapat memperburuk kondisi kesehatan mental. Dari hasil penelitian yang dilakukan terkait permasalahan kesehatan jiwa selama pandemi Covid-19 di Indonesia, ditemukan beberapa gambaran yang patut diwaspadai. Dari 2.364 responden yang diteliti, 67 persen di antaranya mengalami depresi, 68 persen mengalami kecemasan, dan 77 persen mengaku mengalami trauma psikologis. Jika difokuskan pada kelompok remaja, kerentanan saat pandemi terjadi karena di masa pengembangannya terjadi hambatan untuk bersosialisasi.

Dampak dari pandemi COVID-19 tidak hanya berpengaruh pada kesehatan fisik, melainkan kesehatan mental remaja. Pandemi COVID-19 telah memengaruhi hampir setiap aspek dalam kehidupan, termasuk aktivitas harian masyarakat, terutama kelompok anak dan remaja. Bagaimana tidak, penerapan physical distancing dan penutupan sekolah membuat mereka tidak dapat beraktivitas normal. Dilansir dari NYU Langone Health, kebanyakan remaja terlihat murung, sedih, atau kecewa ketika menjalani karantina di rumah selama pandemi COVID-19. Pasalnya, beberapa dari remaja ini mungkin melewatkan momen-momen yang mereka tunggu, seperti menonton pentas seni sekolah atau sekadar bertemu dengan teman. Bahkan, tidak sedikit dari mereka yang merasa cemas dan bertanya-tanya kapan pandemi ini berakhir dan semuanya kembali normal. Menurut para ahli, kita semua memiliki potensi untuk mengalami masalah kesehatan mental, tidak peduli berapa usia kita, jenis kelamin, status sosial, atau dari kelompok etnis mana kita berasal. Meski begitu terdapat banyak macam gangguan yang menyerang kesehatan mental atau kesehatan jiwa. Menurut DSM-5 (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders), terdapat beberapa jenis gangguan kesehatan mental, diantaranya:

1. Gangguan Kecemasan

Kecemasan merupakan hal normal yang dapat dialami oleh semua orang. Tetapi pada gangguan ini, kecemasan yang dirasakan berlebihan dan berlangsung sangat lama hingga menimbulkan beberapa efek samping. Gangguan kecemasan dapat berdampak pada ada gejala fisik seperti kesulitan tidur, denyut jantung yang berdetak dengan cepat, dan keringat berlebih.

2. Bipolar

Bipolar disorder atau gangguan bipolar adalah gangguan kesehatan mental yang sering terjadi dan tidak disadari. Penyakit mental yang satu ini disebabkan oleh faktor biologis seperti keturunan atau kelainan fungsi otak. Bipolar disorder ditandai dengan kutub emosi yang berbeda, biasanya penderita penyakit ini mengalami mania atau emosi berlebih seperti amarah yang meledak-ledak, lalu kemudian dapat kembali tenang secara dengan sangat cepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun