Mohon tunggu...
Kris Fallo
Kris Fallo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku Jalan Pulang, Penerbit Gerbang Media, 2020

Menulis itu pekerjaan keabadian. Pramoedya Ananta Toer berkata:  'Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.' Lewat tulisan kita meninggalkan kisah dan cerita yang tak akan sirna.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jualan di Pinggir Jalan, Cara Halal Menjemput Rezeki di Masa Pandemi

5 Mei 2021   08:13 Diperbarui: 5 Mei 2021   08:44 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto.dok.pribadi/Penjual kelapa muda, di Lurasik Belu/NTT, sedang melayani pembeli

Hampir setiap minggu saya dan beberapa teman, melakukan perjalanan dari Atambua (Kabupaten Belu) menuju Kefa, (Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi. NTT).

Tuntutan tugas, mengharuskan kami untuk melanjutkan kuliah di Sekolah Tinggi Pastoral (STP) Santo Petrus Kefamenanu. Itulah mengapa setiap Senin, kami harus melakukan perjalanan. Jarak tempuh Atambua-Kefamenanu, 80 km, dalam waktu, 1.5 jam. Akan menjenuhkan bila kita tidak menikmati perjalanannya.

Satu hal yang menarik bagi saya adalah, pemandangan sepanjang jalan menuju Kefa. Hamparan sawah yang hijau disepanjang jalan sungguh indah dipandang mata dan menyejukkan. Ada banyak hal indah kita dapat nikmati. Rutinitas yang menjenuhkan akhirnya menjadi sebuah perjalanan yang menggiurkan.

Gambar.kompasiana.com/Buah jambu di pinggir jalan Kefamenanu TTU/NTT
Gambar.kompasiana.com/Buah jambu di pinggir jalan Kefamenanu TTU/NTT
Di sepanjang jalan, kita juga menemukan bagaimana orang--orang di kampung berjualan buah--buahan dari hasil kebun sendiri. Ada yang menjual kelapa muda, ada yang menawarkan pisang, buah naga, jambu, ubi, dan hasil kebun lainnya untuk menyambung hidup.

Kami sering beli kelapa muda, jambu, atau buah naga, selain untuk dibawa pulang tetapi juga cara kami menikmati perjalanan dan membagi rejeki dengan orang--orang berjualan di pinggir jalan.

Yang namanya hidup harus diperjuangkan. Orang yang tidak mau berusaha, ia tidak layak untuk hidup. Sebenarnya ada banyak peluang yang bisa dipakai dalam berusaha, tergantung kreativitas kita.

Saya salut dengan perjuangan orang--orang di kampung. Berbagai cara mereka tempuh untuk menghidupi keluarga. Tantangan hidup tidak membuat mereka kehilangan cara, tetapi justru semakin memacu mereka untuk kreatif dan berusaha.

Ketika melihat perjuangan orang--orang sederhana, teman saya ikut berkomentar, "cari uang tidak gampang." Saya pun membalasnya, "memang tidak gampang." Hanya orang-orang yang punya kemauan untuk maju, serta daya juang yang tinggi, yang sanggup bertahan hidup."

Sebenarnya jalan hidup sudah diatur oleh Yang Kuasa, tinggal kita memaknai hidup ini. Hidup menghadirkan kepada kita beragam tantangan, tetapi selalu ada jalan keluar yang disiapkan Tuhan untuk kita. Kuncinya adalah berjuang.

Saya salut dengan perjuangan orang--orang kecil. Berjualan di pinggir jalan bagi saya adalah cara halal menjemput rejeki.

Atambua, 04.05.2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun