Berekspresi Itu Pilihan, Bukan soal Jenis Kelamin

"Suatu waktu dalam hidupnya, orang harus memilih, jika tidak ia tidak akan menjadi apa--apa" (Pramoedya Anata Toer)

Pada dasarnya setiap orang memiliki hak untuk memilih. Ia Bebas untuk memilih apa saja yang berguna bagi hidupnya. Kata Pramoedya Anata Toer, "Suatu waktu dalam hidupnya, orang harus memilih, jika tidak ia tidak akan menjadi apa--apa."

Mengekspresikan hobi, merupakan sebuah pilihan. Orang bebas memilih apa saja dan seperti apa ia mengembangkan bakatnya. Asal ekspresi diri, tidak merugikan orang lain.

Bila seorang perempuan memilih untuk mengembangkan hobinya, itu sah--sah saja, karena masalah berekspresi dan mengembangkan hobi, bukan masalah jenis kelamin, tetapi masalah pilihan.

Kita tidak bisa sepihak membatasi seseorang untuk berkembang, karena itu soal hak dan pilihannya. Bila statusnya adalah berkeluarga, tinggal dikomunikasikan dengan keluarga, (suami dan anak--anak).

Memang, dalam kebersamaan, tentu seseorang harus hormat pada aturan bersama, tetapi seorang seorang laki-laki, tidak boleh, membatasi, mengengkang istrinya karena, mereka juga berhak atas kehidupan.

Kewajiban kita kaum pria adalah memberi ruang pada perempuan, melindungi kaum hawa untuk menjalankan hobinya. Bukankah seseorang berhak hidup bebas mengembagkan hobi?

Gambar.99.co./seorang perempuan bisa mengekspresikan dirinya lewat membuat kue

Terlalu naif bila mengikuti ego kita, menutup ruang untuk hobi perempuan. Setelah menikah, kita lantas menjadi penguasa tunggal, dan kita menempatkan perempuan satu tingkat di bawah laki--laki, sehingga ia sama sekali tidak memiliki ruang gerak untuk berekspresi.

Sebagai pastor, saya sering mendengar curhat dari beberapa ibu yang sudah menikah. Mereka memiliki pengalaman tidak mengenakkan dalam keluarga. Setelah menikah, suami membatasi ruang geraknya. Akibatnya adalah ia mengalami tekanan, tidak bebas menjalani hidup.

Kita juga tidak bisa menyangkal, banyak rumah tangga terpaksa bubar karena suami tidak mendukung karier istri. Suami mengekang dan cenderung menguasai.

Persoalan ini, sering dipicu oleh kecemburuan dan kekwatiran suami, jangan---jangan istri berpindah ke lain hati. Padahal justru salah satu penyebab ketidak harmonisan dalam rumah tangga karena perempuan merasa ditekan dan tertekan.

Ada beberapa pilihan bagi perempuan mengembangkan hobinya misalnya:

Gambar.koropak.co.id

1. Kursus membuat kue. Bagi saya ini salah satu pilihan, bagi mereka yang berkeluarga. Selain untuk kebutuhan keluarga, tetapi juga untuk menambah penghasilan keluarga. Sudah banyak ibu rumah tangga menekuni hal ini dan mereka cukup berhasil.

2. Menjahit. Dulu ibu saya, mengembangkan hobinya dengan menjahit. Selain digunakan sendiri, tetapi juga ibu menerima orderan. Hal ini mendatangkan uang bagi keluarga.

3. Kuliner. Bagi ibu--ibu dalam keluarga, kuliner merupakan pilihan baik, untuk menambah penghasilan suami. Bila kebutuhan dalam keluarga pas--pasan maka, kuliner menjadi alternatif bagi seorang perempuan.

4. Menenun. Di kampung, banyak perempuan yang memilih menenun. Mereka mengekspresikan diri dengan menenun kain daerah setempat. Hal ini merupakan pilihan positif bagi keluarga, selain mengurus rumah tangga. Masih banyak pilihan bagi perempuan untuk berekspresi.

Beberapa hal di atas, bagi saya bisa menjadi pilihan bagi perempuan untuk mengekspresikan diri, mengembangkan hobi. Jadi, berekspresi bukan soal jenis kelamin, tetapi soal pilihan.

Atambua, 23.04.2021