Mohon tunggu...
Kris Fallo
Kris Fallo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku Jalan Pulang, Penerbit Gerbang Media, 2020

Menulis itu pekerjaan keabadian. Pramoedya Ananta Toer berkata:  'Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.' Lewat tulisan kita meninggalkan kisah dan cerita yang tak akan sirna.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ia Mendahului Kamu ke Galilea (Renungan Paskah 2021)

1 April 2021   19:05 Diperbarui: 1 April 2021   21:09 2327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto.dok.pribadi/Keheningan sebelum perayaan paskah di Gereja Katedral Atambua

Paskah tahun ini beda. Tidak persis sama situasinya bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Tahun lalu kita misa online, misa tanpa dihadiri umat. Tahun ini kita misa bersama umat, tetapi dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.

Perayaan yang dulunya meriah, disederhanakan. Banyak momen yang berpotensi bersentuhan ditiadakan. Tahun ini tidak ada perarakan daun palma, tidak ada pembasuhan kaki para rasul, adorasi yang biasanya tiap tahun sampai pagi, dibatasi sampai jam 12 malam saja. 

Tidak ada tablo atau jalan salib hidup. Lagu-lagu juga disederhanakan, tidak semua lagu misa dinyanyikan. Kita semua tahu dan paham. Kita dibayang-bayangi penyebaran virus corona.

Yang lebih menggemparkan dan menyedihkan adalah, peristiwa bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, lagi-lagi di mabes polri. semuanya menambah, ruwet dan rasa was-was, paskah tahun ini.

Pertanyaan sederhana adalah, mungkinkah tragedi yang memiluhkan itu, menghentikan paskah Tuhan? rasanya tidak. Paskah adalah sengsara Yesus, paskah adalah kematian Yesus dan paskah adalah kebangkitan Tuhan.

foto.dok.pribadi/umat datang mengikuti misa di Gereja Katedral Atambua
foto.dok.pribadi/umat datang mengikuti misa di Gereja Katedral Atambua
Paskah menghadirkan kepada kita, tiga momen penting dalam hidup Yesus, sengsara, wafat dan kebangkitanNya. Ketiga-tiganya berkaitan erat dan tak terpisahkan satu sama lain. Ibarat mata uang logam, dengan dua sisi, ada sisi yang satu mengandaikan ada yang lain.

Sulit kita berbicara tentang iman kristiani tanpa adanya paskah Tuhan. Sulit kita berbicara kebangkitan jika tidak ada kematian. Tetapi sia-sia juga, kita berbicara tentang harapan kalau tanpa kebangkitan. 

St. Paulus menulis; "Andaikata Kristus tidak bangkit, maka sia-sialah iman kita." Kematian Kristus menjanjikan keikhlasan dalam pengampunan. Sementara kebangkitan Kristus memberikan sukacita dalam pengharapan.

Kisah injil Markus 16:1-7 (bacaan Sabtu Suci), dibuka dengan satu intro menarik, "pagi-pagi benar, pada hari pertama dalam pekan, para wanita pergi ke makam. Mereka mendapati batu sudah terguling dari makam."

Apa yang harus kita maknai?

Pertama; Tindakan para perempuan yang pergi pagi-pagi ke makam Yesus, memberikan satu pelajaran yang positif bagi kita. Bahwa hal pertama yang perlu kita lakukan ketika bangun pagi adalah, pergi mencari Tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun